Di kotaku, gadis-gadis berkebaya meriung merangkai bunga.
Menyanyikan kidung. Juga membicarakan cinta, yang ternyata tak semudah yang kita sangka.
Seperti cintaku, yang kini kupertanyakan di tepi pura dekat taman bunga.
Dia dan aku sungguh berbeda meski berada di bawah langit yang sama.
“Kau seperti kupu-kupu,” katanya, “yang sempurna dan cantik warnanya.”
Seharusnya, aku bahagia mendengarnya.
Namun, aku sadar, sayapku tak bisa terbang bebas.
Cinta tumbuh di tempat yang jauh, sementara sayapku terikat di sini.
Di pulau para dewa, yang menyimpan banyak rindu untuk memanggilku kembali.
Yang nyanyian ombak di pantainya mampu mendamaikan risau di hati.
Langit masih memiliki warna yang sama, aku dan dia berada di bawahnya.
Kami mengirimkan cinta dan doa.
Namun, diam-diam juga saling bertanya, apakah doa kami akan sampai ke tempat yang sama?
Jika kau pernah mendengar kisah serupa, kabarkan kisahnya ke Pulau Dewata; apakah bahagia atau sesal yang ada di ujung kisahnya?
—Indira