Desa Windualit, desa terpencil di kaki Gunung Merapi, menyimpan banyak petaka yang disebabkan oleh kutukan. Suara gamelan sayup-sayup terdengar setiap malam bulan purnama. Suaranya terdengar dari dalam hutan yang dijuluki Alas Mayit. Warga menari, bergerak dengan sendirinya, seperti ada kekuatan dari dalam tubuh mereka yang menggerakkan. Sampai akhirnya bergerak memutar, lalu memutuskan sendi-sendi juga leher mereka. Ketika mereka kerasukan tidak ada yang bisa menolong. Siapa pun yang ikut campur, akan ikut terkena kutukan.