Kau datang meminta sisa rasa yang ada.
Meraih tanganku, menatapkudengan isyarat cinta tulus; berjanji bahwa ini akan selamanya.
Tak ada alasanku untuk menolaknya.
Namun, apakah kata-kata masih bisakujadikan pegangan?
Dea tak pernah menyangka sebuah pekerjaan paruh waktu dapatmenjungkirbalikkan hidupnya. Membuatnya tak mampu lagi menerkaapa warna masa depan—bahkan ketika seseorang meyakinkan ia masihbisa memiliki segala warna yang ia suka.
Aurelie selalu mampu menemukan keping puzzle yang hilang dalampekerjaannya. Sayangnya, ia takut untuk tahu apa keping yang hilangdalam hidupnya. Suatu hari, seorang pria dengan senyum meneduhkanmembawakannya cinta. Namun, sebuah alasan membuat Aurelie takpernah lagi percaya bahwa cinta itu nyata—bahkan ada.
Dea dan Aurelie mencoba pelan-pelan membangun rasa percaya yangpernah porak-poranda. Selalu waspada karena tahu bahwa bangunanitu masih rapuh. Namun, selalu saja ada waktu kita tak waspadasepenuhnya, salah satunya ketika jatuh cinta.