Judul buku : Istoria da Paz : Perempuan dalam Perjalanan
Penulis : Okke ‘sepatumerah’
ISBN : 979-780-207-8
Jumlah halaman : 218 hlm
Ukuran buku : 11,5 x19 cm
Arimbi Pramudhita, feature editor ‘Destination’: Masyarakat belum bisa terima perbedaan nilai. Berhubung yang umum dalam masyarakat adalah menikah, maka buat orang yang belum menikah, atau bahkan memutuskan untuk tidak menikah, akan dianggap aneh. Maka beramai-ramailah mereka memercayai bahwa mereka normal jika menikah.
Enrico Stephanus, tattoo artist: Kenyamanan ini membuat kita berhenti mencari, padahal proses pencarian itu belum selesai.
Julia Sastrawijaya, editor Codex: Well, mungkin perjalanan dan pertemuan dengan orang plus suasana baru bisa membantu lo menata hati.
Dionysius Alexander, pekerja sosial: Jalan hidup manusia itu seperti garis, walaupun tidak lurus. Suatu saat mungkin terjadi persilangan, perpotongan atau persentuhan antara garis jalan hidup masing-masing.
Putus. Adalah hal yang menyakitkan bagi setiap orang. Termasuk Damai Priscilla, seorang editor yang bekerja di sebuah penerbitan. Dalam keadaan sangat hancur, ia mendapat tugas untuk membukukan kisah seorang guru ‘Sekolah Damai’, sebuah sekolah alternatif bagi anak-anak pengungsi Timor Leste yang berada di camp pengungsian di Timor Barat.
Untuk itu ia harus melakukan perjalanan menemui sang guru dan mengalami banyak hal
Istoria da Paz*: Perempuan dalam perjalanan. Bukan cerita tentang perempuan bernama Damai, seorang editor yang patah hati. Bukan juga cerita tentang Sekolah Damai. Tapi ini kisah perempuan yang mengalami perjalanan mengubah sudut pandangnya tentang kehidupan.
*Cerita Damai (Tetun Frasa)