Hidup itu seperti berlari maraton, tak ada pemberhentian, dan selalu butuh perjuangan untuk sampai pada satu titik bernama impian.
***
Rio telah lama meninggalkan sesuatu yang bernama rumah. Mencoba menemukan pemberhentian untuk langkah yang semakin tak tentu arah. Namun, masih saja kecewa yang ia temukan dalam nyala mata orang yang ia kasihi, mengguratkan luka. Perih.
Rio pun hanya bisa menelan rasa kecewa, dan paling parah ia menyimpan kecewa kepada diri sendiri.
Kini, ia ingin berlari, dan terus berlari.
Berharap di ujung sana, ada kemenangan yang dapat ia raih dan berikan kepadanya. Juga kepada perempuan itu, yang selalu mengirimkan cinta dan rasa percaya, bahkan ketika Rio tak lagi percaya kepada dirinya sendiri.
Kau harus menyelesaikan apa yang telah kau mulai. Rio tercenung. Mencoba memperkuat pijakan kakinya.
Benarkah masih bisa kau temukan impian dan semangat saat segala-galanya sudah terlalu penat?