Think, Tinka!
Ivana Simanungkalit
Kamar Cewek
Aku suka Lunar—sampai sekarang pun masih.
Menyedihkan, ya? Untuk ukuran orang yang udah kuliah—sekarang lagi magang di SMU, jadi guru bahasa Inggris—aku masih belum bisa melepaskan diri dari kenangan cinta monyetku pas masih ABG dulu. Jeleknya, aku masih berteman baik dengan Lunar (ini alasan lain kenapa aku ngga bisa berhenti suka sama dia). Ngga sedikit yang nasehatin aku supaya nyari cowok lain. Kata orang, obatnya ngelupain cowok, ya cowok juga. Lagi pula, sekarang kan Lunar udah punya cewek. Baik lagi orangnya—bikin aku jadi makin ngerasa bersalah karena masih menyimpan perasaan khusus ke Lunar.
Come on, Tinka. Think! Dia bukan buat lo. Lo hanya seorang keluarga, seorang kakak, seorang belahan jiwa yang lain dari Lunar. Ngga lebih. Jadi, lupain dia, Tinka!
Sambil menahan air mata, aku memutuskan untuk melakukan sesuatu.
Program melupakan Lunar.
Start….
(Masalahnya…, apa aku SANGGUP ngelupain Lunar?)