Dendam Janin Tak Berdosa

Dendam Janin Tak Berdosa

Anak adalah anugerah dari Tuhan yang tak ternilai. Ia lah yang nantinya menghiasi seisi rumah dengan penuh canda, tawa, serta tangisnya. Mereka begitu suci dan tak berdosa.
Handi dan Devi adalah sepasang suami isteri yang sukses dan bahagia. Mereka berpacaran sejak masih di bangku SMU. Saat ini mereka telah dikaruniai seorang anak perempuan yang lucu bernama Caca. Sayangnya, kebahagiaan pasangan ini tidak berjalan selama yang mereka harapkan.

Semua itu bermula sejak Handi memutuskan untuk mencari rumah di luar ibukota. Handi pun akhirnya mendapatkan rumah idamannya berdasarkan pencarian Anto, sahabatnya. Bisa dibilang rumah itu terlalu besar untuk mereka bertiga. Banyak ruang kosong yang hanya mereka jadikan gudang tempat menyimpan barang.

Beberapa hari setelah pindah ke rumah inilah, Caca mulai mengalami kejadian-kejadian aneh. Di awal, Handi dan Devi hanya menganggap Caca memiliki teman khayalannya. Namun belakangan, keadaan Caca mulai tidak normal. Ia sering sekali kerasukan arwah gadis kecil dan melakukan hal-hal yang menyeramkan. Anehnya lagi, Caca kerasukan setiap pukul 18.32 sore.

Akhirnya, Handi, Devi, dan Anto mencoba memanggil ‘orang pintar’ untuk meminta bantuan. Benar saja, si ‘orang pintar’ itu mengatakan bahwa rumah tersebut diliputi aura dendam yang begitu kuat dari penunggunya. Sayangnya, si ‘orang pintar’ itu tidak mampu menyelesaikan misinya, karena ia tidak cukup kuat melawan arwah gadis itu.

Keadaan bertambah buruk seiring datang seseorang yang mengaku wali kelas Caca di sekolah. Wali kelas itu datang menemui Devi untuk mengetahui keadaan Caca karena banyak orang melaporkan bahwa Caca sering disakiti oleh kedua orangtuanya.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Caca pun menghilang. Untungnya, Devi menemukan beberapa petunjuk melalui kertas-kertas yang digambar oleh Caca. Gambar itu mempunyai patron yang sama. Gambar yang membuat Devi—dengan terpaksa—harus mengingat dan membuka kembali kenangan menyakitkan sepuluh tahun lalu. Kenangan akan kebiadabannya yang sekarang tengah menuntut pertanggungjawaban dirinya.

Semua itu dapat kamu baca melalui novel adaptasi terbaru GagasMedia yang berjudul Aborsi karya Yennie Hardiwidjaja. Tak dipungkiri, kasus aborsi yang terjadi di masyarakat memang tidak sedikit jumlahnya. Dengan berkedok cinta, mereka tega melakuka aborsi terhadap janinnya sendiri. Namun, apakah mereka pernah berpikir bahwa janin-janin itu akan merasa sedih karena dibuang oleh orangtuanya sendiri?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *