Ide Cemerlang di Saat Terjepit

Ide Cemerlang di Saat Terjepit

Apa sih yang ada di benakmu saat mendengar kata wartawan? Orang yang serba tahu, selalu berpetualang, atau mungkin pemberani? Apa pun jawabanmu, tunggu sampai kamu membaca pengalaman yang satu ini!

Selain dituntut untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, idealnya seorang wartawan juga harus punya segudang ide di saat-saat genting. Seperti halnya yang terjadi pada Noni saat masih menjadi seorang reporter di salah satu stasiun televisi di Jakarta.

Waktu itu, Noni didampingi Rully—sang camera person—diminta untuk mewawancarai beberapa hotel berbintang di Jakarta tentang sistem keamanan hotel. Hal ini berkaitan dengan peringatan tragedi 11 September yang terjadi di Amerika Serikat.

Sesampainya di salah satu hotel di kawasan Kuningan, Noni dan Rully melakukan tugasnya untuk wawancara. Namun tiba-tiba saja, mereka dikejutkan dengan suara ledakan yang sangat dahsyat. Naluri kewartawanan mereka pun muncul, dan segera saja mereka pergi ke tempat asal ledakan itu.

Ternyata, seseorang melakukan aksi bom bunuh diri di depan Kedubes Australia di Kuningan, Jakarta. Mereka pun berpencar. Rully berkeliling untuk mengambil gambar, dan Noni mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai narasumber tentang kejadian itu.

Setelah bertanya sana-sini, Noni tersadar bahwa saat ini dia terpisah sangat jauh dari Rully maupun kendaraan dinas kantornya. Akhirnya, Noni menghubungi stasiun televisi tempatnya bekerja dan menjelaskan apa yang ia alami.

Akhirnya, Noni diminta untuk phoner, yaitu melaporkan secara langsung kejadian tersebut melalui telepon. Hal ini memang bukan hal baru bagi Noni. Sebelum kerja di televisi, Noni sudah sering kali melakukan phoner di radio tempatnya bekerja.

Phoner pun telah berlangsung. Noni melaporkan tentang rangkaian kejadian yang ia pantau. Namun tiba-tiba saja Noni terdiam setelah sang pembawa berita menanyakan posisi Noni saat ini.

Berhubung Noni masih baru di Jakarta, ia pun tidak tahu sekarang berada di mana. Alhasil, dengan segala ide cemerlangnya, Noni menemukan jalan keluar dari kebuntuannya itu dengan berpura-pura kehilangan sinyal sehingga sambungan telepon terputus.

Meski sempat mengelabui orang-orang di kantornya, tetapi Noni tetap mendapatkan pujian yang lumayan untuk kategori seorang anak baru yang melakukan phoner.

Sebenarnya, masih banyak lagi lho kisah Noni yang seru untuk disimak saat ia menjadi reporter televisi. Kalau penasaran, baca aja buku Reporter and The City yang ditulis sendiri oleh Noni Wibisono.

Buku yang diterbitkan oleh GagasMedia ini berisi kumpulan pengalaman malu-malu(in) seorang Noni Wibisono selama menjadi reporter. Mulai dari liputan langsung dengan mengenakan korsase a la Carrie Bradshaw, ngantuknya saat jamal a.k.a jam malam, hingga ketakutan saat melakukan investigasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *