Setelah memahami tentang Plot, Karakter, dan Setting, masih ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebelum memutuskan untuk menulis fiksi. Berikut adalah penjabarannya.
• Redaksi tiap-tiap penerbit memiliki aturan berbeda-beda mengenai lama memproses naskah. Di GagasMedia, waktu yang dibutuhkan 3-4 bulan, berkaca dari banyaknya naskah masuk setiap harinya.
• Khusus naskah fiksi, redaksi akan langsung menolak naskah yang dikirim via e-mail. Kirimkan dalam bentuk hardcopy dan sudah dijilid rapi (ketentuan: Times News Roman 12, spasi 1, panjang naskah 75-150 halaman).
• Fiksi yang bagus berasal dari penulis yang nggak hanya menguasai tema yang sedang dia tulis, tapi juga karena kemampuannya bercerita.
• Penulis terkenal sekalipun nggak mengharamkan pentingnya revisi. Tapi, kadang-kadang, ada satu titik di mana kamu terlalu banyak merevisi saking nggak pedenya. Saran kita cuma satu: buru-buru tahan keinginanmu itu dan cepat-cepat kirim ke penerbit—sebelum kamu kepikiran merevisi lagi!
• Biarpun kedengarannya basi banget, saran ini terbukti manjur lho! Show, don’t tell. Misalnya, daripada menulis ‘dia marah’ lebih baik ceritakan seperti apa gesturnya saat marah. ‘Dia mengepalkan tangan di kedua sisi tubuhnya, sementara rahangnya mengeras menahan emosi. Tatapan matanya menyala-nyala menatap laki-laki yang baru saja menuduhnya mencuri uang. Bla, bla, bla….’
• Mulailah bab satu dengan momen dramatis.
• Pertarungan penulis adalah di LIMA HALAMAN AWAL. Kalau kamu gagal menarik perhatian pembaca di halaman awal, pembaca bisa langsung mengeluh bosan dan batal membaca novelmu.
• Hindari klise.
• Semakin detail cara kamu bercerita, semakin menarik novel yang kamu tulis. Gunakan lima panca indera saat menjelaskan suasana atau setting cerita. Jangan melulu hanya apa yang kamu LIHAT, tapi juga yang kamu DENGAR, RASA, CIUM, dan bagaimana EMOSI tokoh di momen itu.
• Hati-hati… kadang-kadang kepribadianmu tanpa sengaja masuk ke dalam karakter tokoh dan badan cerita. Hindari ini dan konsistenlah dengan karakter tokoh-tokoh novelmu.
• Apa yang kamu baca, itulah yang kamu tulis. Kalau sehari-harinya kamu penyuka novel detektif, nggak perlu maksa deh buat menulis novel romantis.
• Gunakan elemen kejutan dan ironi.
• Menulislah karena ingin bercerita—bukan karena dimotivasi keinginan mendapatkan royalti. Royalti adalah bonus atas kerja kerasmu. Memuaskan pembaca dengan bacaan bagus dan inspiratif adalah tujuan utama penulis.
• Semakin produktif kamu menerbitkan buku, semakin besar kemungkinan naskahmu diterbitkan.
• Penulis kreatif berpikir out of the box. Jangan melulu menceritakan kejadian apa adanya. Ganti cara berpikirmu dan cobalah menceritakan ulang dari sudut pandang berbeda.
• Menghina karya penulis lain nggak lantas membuatmu menjadi penulis yang lebih baik.
*dari berbagai sumber*