GagasAddict!, berkunjung ke sekolah-sekolah itu menyenangkan, lho. Selain bisa bertemu banyak orang, kita pun bisa berbagi pengetahuan. Hal itulah yang kami—Redaksi GagasMedia—rasakan saat berkunjung ke HighScope Bintaro.
GagasAddict!, berkunjung ke sekolah-sekolah itu menyenangkan, lho. Selain bisa bertemu banyak orang, kita pun bisa berbagi pengetahuan. Hal itulah yang kami—Redaksi GagasMedia—rasakan saat berkunjung ke HighScope Bintaro.
Pada kesempatan ini, kami bukan “bermain” bersama para siswa/i HighScope lho, melainkan bersama Bapak/Ibu gurunya. Tepat pukul 14.00 wib, sekumpulan guru-guru HighScope mulai memadati aula lantai 4 sekolah tersebut dan kami pun mulai belajar bersama.
Sesi pertama dibuka oleh Tesara Rafiantika. Rara—sapaan akrabnya—berbagi pengetahuan seputar creative writing atau penulisan kreatif. Menurut salah satu editor di GagasMedia ini, hal pertama yang harus diketahui sebelum menulis adalah bagaimana cara mendapatkan ide.
“Ide bisa didapatkan di mana saja. Mengenali sekitar, menjelaskan apa yang sedang in, hingga berbicara dengan orang asing adalah beberapa cara yang bisa digunakan untuk mendapatkan ide dalam menulis,” kata Rara.
Setelah mendapatkan ide menulis, barulah kita bisa membayangkan apa yang akan ditulis nantinya. Tahapan selanjutnya yang diungkapkan Rara adalah menuangkan ide tersebut dalam bentuk outline dan sinopsis, lalu menuliskannya dalam bentuk cerita/naskah.
Tidak hanya itu, Rara pun “menantang” para guru untuk menulis. Ada dua tantangan yang diajukan oleh Rara saat itu. Pertama, para guru diminta untuk menuliskan apa pun yang ada di dalam benak mereka dalam waktu 60 detik. Kedua, membuat tulisan yang kalimat awalnya sudah ditentukan oleh Rara. Hasilnya, mengagumkan! Para guru ini ternyata mahir sekali dalam membuat cerita.
Nah, setelah Rara mengajak para guru “bermain”, sesi kedua diisi oleh Jeffri Fernando—Direktur GagasMedia Group. Pada kesempatan itu, Jeffri membahas bagaimana caranya menerbitkan buku dan sharing info tentang ebook.
Menurut Jeffri, banyak sekali keuntungan yang bisa diperoleh seseorang ketika ia memutuskan untuk menjadi penulis.
“Mendapat royalti, mengukuhkan hak cipta atas karya sendiri, popularitas, dan tentunya profesi,” ungkap Jeffri.
Selanjutnya, secara berurut, Jeffri menjelaskan tentang cara menerbitkan buku, syarat mengirimkan naskah, faktor-faktor apa saja yang membuat sebuah naskah diterima, dan bagaimana menemukan penerbit yang tepat.
Sebelum menutup sesi kedua ini, Jeffri pun memberikan sedikit penjelasan tentang ebook. Menurutnya, ebook diprediksi sebagai buku masa depan. Saat ini, jenis ebook yang ada di Indonesia berupa pdf dan epub. Masing-masing jenis ebook pun memiliki keunggulan dan kekurangannya.
“Kalau berbentuk pdf tentunya dari segi tampilan akan kurang fleksibel. Berbeda dengan epub, layoutnya fleksibel, jenis font bisa disesuaikan, bahkan kita juga bisa mengatur besar kecilnya teks,” kata Jeffri.
Tidak hanya itu, Jeffri pun mengungkapkan keuntungan menggunakan ebook. Di antaranya, tidak ada kertas/tinta yang terbuang, stok tidak terbatas, mudah diakses, lebih variatif karena bisa beberapa ebook sudah ada penambahan backsound/video, dan pastinya tidak memakan tempat.
So, bagaimana GagasAddict!, seru ‘kan hasil liputannya. Masih banyak lagi, lho, keseruan yang bisa kamu dapatkan dari kegiatan-kegiatan GagasMedia. Tunggu saja, ya, info terbarunya!