Memoar Seorang Pecandu Narkotika

leftofus

leftofusMemoar Seorang Pecandu Narkotika

Sungguh tidak mudah untuk lolos ketika seseorang terjerat dalam lubang hitam narkotika. Mereka yang telah lama terjerumus ke dalamnya, seolah memiliki ikatan tersendiri untuk selalu kembali ke sana. Menapaki tenangnya kehidupan saat dirinya merasa high.
leftofusRichard Farrell adalah satu dari sekian banyak orang yang telah mengalami hal itu. Di usia produktifnya, Richard harus merelakan dirinya ‘bersahabat’ dengan heroin. Tidak tanggung-tanggung, ia pun harus mengonsumsi heroin murni untuk bisa merasakan ‘nikmatnya’.

Sebenarnya, Richard tergolong anak yang baik dan berprestasi. Ia masuk dalam tim utama sebuah klub sepak bola. Meski terlahir dalam keadaan cacat, namun ayah Richard mampu membuatnya menjadi seorang yang sukses dan terpandang melalui sepak bola.

Sayang, sebuah kejadian di lapangan hijau secara tidak langsung membawanya mengenal obat-obatan dan—secara tidak langsung—menjerumuskannya ke dalam kriminalitas. Awalnya memang hanya obat penghilang rasa sakit. Namun, kecanduan akibat penghilang rasa sakit itulah yang membuatnya ketagihan.

Tidak hanya itu, perseteruannya dengan sang ayah pun menorehkan luka tersendiri dalam ingatan Richard. Ia sudah terbiasa dengan berbagai siksaan yang diberikan sang ayah terhadap dirinya. Meski demikian, ia tetap mencintai sang ayah.

Keadaan semakin parah, ketika Richard mendapati sang ayah mati di hadapannya dan Louise, istrinya, menyadari fakta bahwa dirinya berselingkuh.

Heroin, seks, dan kebohongan seolah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Richard. Berulang kali, Richard masuk ke dalam panti rehabilitasi. Namun apa yang didapat? Nihil. Setiap kali Richard keluar dari panti, saat itu pula ia kembali ke dunia hitamnya.

Semua lagi-lagi tentang masa lalunya. Tentang kenangan terpahit yang selalu datang menghampiri malam-malamnya. Tentang kebodohannya dalam bertindak hingga menyebabkan sang istri berpaling darinya.

What’s Left Of Us sebuah karya nyata dari Richard Farrell. Sebuah memoar yang akan menyadarkan kita akan peliknya sebuah kehidupan. Kisah tentang masa lalu seorang anak yang terlahir cacat beserta kenangan buruknya—sebuah kenangan yang ingin dilupakannya. Seorang anak yang secara tidak langsung menjadi korban kerasnya didikan sang ayah.

Di saat orang lain memiliki banyak pilihan dalam hidupnya, Richard hanya memiliki tiga: penjara, kematian, atau kejujuran. Jika ia tidak ingin terpuruk lebih dalam dan mempertaruhkan dirinya sendiri, maka ia harus mampu mengungkapkan kejujuran tentang apa yang terjadi pada masa lalunya.

Buku terjemahan yang diterbitkan GagasMedia ini begitu menyentuh hati. Penuh dengan konflik, kesedihan, perjuangan, dan pengorbanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *