Rahasia di Balik Desa Sungai Duri

Rahasia di Balik Desa Sungai Duri

Kalimantan memang terkenal dengan kemistisannya. Masyarakat di sana masih sangat tradisional dan begitu menghormati kebudayaan. Sulit bagi sesuatu yang baru untuk diterima di sana.

Hal itulah yang dirasakan Rian Ardiansyah saat menginjakkan kakinya di Desa Sungai Duri, Kalimantan. Ia datang ke desa tersebut untuk mejalani PTT-nya sebagai dokter muda yang baru saja diwisuda. Entah mengapa, sejak pesawat yang Rian tumpangi mendarat, ia sudah merasakan sesuatu yang tidak enak. Sesosok perempuan gaib menampakkan wujudnya di hadapan Rian.

Keanehan ini diperkuat dengan pernyataan Anwar, orang yang menjemput Rian di bandara yang mengatakan bahwa di sana banyak orang hilang secara tiba-tiba. Mulai dari seorang dokter yang tiba-tiba hilang setelah dituntut pertanggungjawabannya karena menghamili salah seorang gadis desa, hingga sekumpulan tim SAR yang sedang mencari korban hilang.

Mendengar hal seperti itu, pikiran Rian tambah kacau. Belum lagi persoalan cintanya dengan Santi yang kandas setelah beberapa tahun pacaran. Semua itu jelas membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak. Rian sadar betul, tidak semua orang di desa tersebut bisa menerimanya. Terutama jika melihat sikap Pak Tambul, Kepala Desa Sungai Duri yang sangat ketus dan tidak bersahabat terhadapnya.

Setelah beristirahat, Rian—dibantu Raka, asistennya di klinik—membereskan perlengkapan medisnya. Masih sangat jarang ada orang yang datang ke klinik itu. Mereka lebih percaya dukun ketimbang dokter. Kalaupun mereka datang ke klinik, itu karena sang dukun sedang tidak ada.

Namun ada satu hal yang menjadi pikiran Rian, saat ia menemukan beberapa orang dengan jahitan-jahitan panjang di tubuhnya. Jahitan yang begitu rapi dan nyaris sempurna. Tidak mungkin orang awam mampu melakukannya. Puncaknya adalah saat Rian dan kedua sahabatnya yang sedang berlibur—Deni dan Hasan, serta Lila anak kepala desa, menemukan tenda-tenda berantakan di tengah hutan yang ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya.

Setelah penemuan tenda-tenda itu, satu per satu teman-teman Rian menghilang. Anwar, Lila, Hasan, bahkan Pak Tambul pun ikutan menghilang. Apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka? Benarkah hutan Kalimantan sebegitu mistisnya hingga banyak orang yang hilang di sana? Bahaya apa yang sedang Rian hadapi? Yang jelas, sudah saatnya Rian melakukan sesuatu, sebelum ia sendiri menjadi korban.

The Shaman yang diterbitkan oleh GagasMedia merupakan novel adaptasi pertama yang ditulis oleh Orizuka. Novel adaptasi bergenre thriller-horor ini memang cukup menegangkan saat dibaca. Apalagi ditambah dengan nuansa hutan Kalimantan yang notabene masih dianggap angker oleh kebanyakan orang. Namun, apa yang diceritakan dalam novel ini nyatanya lebih mengerikan ketimbang mahluk halus. Sesuatu yang tidak hanya meminta nyawa, melainkan bagian lain dalam diri setiap korbannya.

Profil penulis:
Orizuka atau Okke Rizka Septiana adalah seorang mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi UGM. Setelah menyelesaikan novel pertamanya di GagasMedia yang berjudul The Truth About Forever beberapa waktu lalu, Orizuka mencoba peruntungannya dengan menulis novel adaptasi bergenre thriller-horor. Cewek yang satu ini sebenarnya bukan orang baru di dunia penulisan, karena sejak tahun 2005 ia sudah berada di dunia ini. Sampai sekarang, ia sudah memiliki sembilan judul novel. Mau tahu lebih banyak soal cewek berjilbab ini? Email aja ke chazrel21@yahoo.com atau kunjungi ia di orizuka.multiply.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *