REALISTIC FICTION

Novel remaja nggak melulu menyoal percintaan. Mereka juga ingin dilibatkan dalam permasalahan dalam keluarga, menyelesaikan sendiri persoalan pribadinya, dan belajar dari kesalahan yang mereka buat di hari-hari lalu. Kalau kamu merasa bisa menyajikan novel yang memperlihatkan kehidupan realistis remaja yang sebenarnya, mungkin ini adalah genre yang kamu cari.

Berikut adalah ketentuan pengiriman naskah yang masuk dalam kategori Realistic fiction:

•    Panjang naskah 75-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12. Ingat lho, naskah yang sudah kamu kirim itu adalah naskah utuh (artinya: bukan naskah yang setengah selesai atau malah hanya beberapa bab saja)
•    Kirimkan dalam bentuk print out (yang sudah dijilid rapi tentunya), sertakan sinopsis lengkap novelmu, plus form pengiriman naskah (Download di Sini!) ke:
REDAKSI GAGASMEDIA
Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630
(KODE NASKAH: REALISTIC FICTION—tulis di amplop naskahmu)
•    Setiap naskah akan diproses langsung oleh redaksi. Waktu yang diperlukan 3-4 bulan, mengingat banyaknya naskah masuk setiap harinya. Harap maklum ya.
•    Contoh novel Realistic fiction:
1.    The Truth About Forever (Orizuka)
2.    Let Go (Windhy Puspitadewi)
3.    Heaven on Earth (Kaka HY)
Remaja adalah fase dalam hidup, bukan stereotipe. Semua orang tumbuh dan berkembang dengan caranya masing-masing, dan setiap hari selalu saja ada pelajaran hidup yang bisa dijadikan sebagai bekal hidup di kemudian hari.

PLOT
Seperti namanya, Realistic Fiction yang baik menyorot secara terang-terangan kehidupan remaja, masalah-masalah mereka, dan apa saja tantangan hidup yang mereka hadapi setiap harinya. Realitic Fiction bisa mengejutkan, memesona, bahkan menginspirasi. Tapi, yang lebih penting, novel Realistic Fiction yang baik membuka mata pembacanya tentang dunia remaja yang sebenarnya.

Tema-tema apa saja sih yang jadi sorot utama Realistic Fiction?
–    Coming of Age: perjalanan kronologis seorang remaja menemukan identitas dirinya dan menjalani transisi dari kanak-kanak hingga menjadi dewasa.
–    Dysfunctional Family: membahas secara dalam dan mendetail mengenai situasi dalam keluarga yang orangtuanya ‘bermasalah’ (kurang bertanggung jawab, orangtua sakit keras, perceraian, krisis paruh baya)
–    Persahabatan: clique, bully, pengkhianatan, terasing dalam pergaulan, dan makna persahabatan yang sebenarnya.
–    Sekolah: tekanan pergaulan, hubungan dengan guru, kecurangan dalam proses belajar-mengajar, perlakuan tak adil, dan kehidupan dinamis sekolah lainnya.
–    Kematian: penyakit yang tak bisa disembuhkan, cacat, menjalani hidup setelah kematian orang yang disayang.
–    Crime: tokoh utama merupakan korban perbuatan kriminal, atau melakukan perbuatan kriminal dan harus menjalani konsekuensi perbuatannya.

KARAKTER
Usia tokoh utama di novel ini biasanya berkisar antara 18-24 tahun. Sedangkan untuk tokoh pendukung, pilih yang mewakili dunia di sekitar tokoh utama. Bisa jadi kepala sekolah, mantan, tetangga, orangtua, teman-teman, atau malah musuh bebuyutannya.

LAIN-LAIN
Hati-hati salah membedakan ‘realistis’ dengan ‘sedramatis mungkin’. Meskipun ceritanya memang akan menguras emosi dan air mata, tetap bijaksanalah memilih adegan dan mengolah plot cerita.

Pembaca menyukai Realistic Fiction karena memungkinkan mereka melihat seperti apa kehidupan yang tak pernah mereka jalani, melihat seperti apa konsekuensi pilihan-pilihan buruk dalam hidup dan apa yang dihadapi saat memutuskan melakukan sesuatu yang negatif. Pembaca Realistic Fiction juga berharap bisa belajar dari tokoh di novel yang menghadapi masalah persis seperti yang mereka alami. Menulis Realistic Fiction sama saja dengan memberi gambaran sejelas mungkin mengenai kehidupan yang sebenarnya. Dan setiap novel Realistic Fiction ditutup dengan solusi paling bijaksana yang diambil si tokoh remaja untuk menyelesaikan masalahnya.

Dan, oh ya, hindari adegan-adegan vulgar yang nggak cocok dibaca anak sekolah.