Sakit 1/2 Jiwa

Seru, imajinatif, dan kocak!”
–Tora Sudiro, Artis Komedian Extravaganza–

Perjalanan menemukan 1/2 Jiwa
Dalam akte kelahiran Bob Travolta, tertulis ia dilahirkan di Jakarta. Namun, suatu malam Bob bermimpi bertemu kakeknya—yang ternyata mirip Aming. Di dalam mimpinya, si kakek berpesan : “Melangkah ke Barat, ke arah matahari terbenam. Jejakkan kakimu di negeri Banten. Lalu berpalinglah ke Selatan, kunjungi Tanah Baduy di pegunungan Kendeng. Temukan Sasaka Domas, sebab di situ letak kubur ari-arimu!”

Seru, imajinatif, dan kocak!”
–Tora Sudiro, Artis Komedian Extravaganza–

Perjalanan menemukan 1/2 Jiwa
Dalam akte kelahiran Bob Travolta, tertulis ia dilahirkan di Jakarta. Namun, suatu malam Bob bermimpi bertemu kakeknya—yang ternyata mirip Aming. Di dalam mimpinya, si kakek berpesan : “Melangkah ke Barat, ke arah matahari terbenam. Jejakkan kakimu di negeri Banten. Lalu berpalinglah ke Selatan, kunjungi Tanah Baduy di pegunungan Kendeng. Temukan Sasaka Domas, sebab di situ letak kubur ari-arimu!”

Kalau memang ia dilahirkan di Jakarta, kenapa ari-arinya, saudara yang terlahir bersamanya, harus dikubur di sejauh itu? Sayangnya, Bobi tidak memiliki tempat untuk bertanya lagi. Ibunya sudah lama meninggal. Dan ayahnya yang seorang jurnalis, dinyatakan hilang di Papua. Oleh karena itu, Bob terpaksa menulusuri buku harian papanya.

Kakek Tua Gaib, yang mirip Aming itu, juga berpesan, bahwa di Selatan, Bob akan menemukan 1/2 jiwanya. Padahal, walaupun bukan orang yang setia, Bobi sudah memiliki pacar. Monda.

Teka-teki dari si kakek yang memenuhi kepala Bob, akhirnya mendorong Bob untuk memulai “Ekspedisi Pencarian Ari-Ari Bob”. Menurut si kakek lagi, sebagai syarat untuk memulainya, Bob harus mencukur habis rambutnya. Bob pun membulatkan tekad. Bagi Bob, perjalanan ini adalah sebuah proses pencarian jati diri. Ari-ari Bobi yang dikuburkan di Baduy adalah sebagian darinya yang tercecer; setengah jiwanya yang belum ia temukan.

Namun pada saat yang sama, Bobi dihadapkan pada pertanyaan Monda, gebetannya: “Apa sih yang LEBIH BERARTI dari GUE? Harta karun Fir’aun? Berlian peninggalan Cleopatra? Harta rampasan perang Napoleon?!”

Dalam perjalanannya ini, yang seolah tak lebih dari gairah berlebih seorang remaja eksentrik, Bobi bersama tokoh-tokoh lainnya mengalami berbagai peristiwa seru, termasuk persoalan cinta lokasi. Lantas, apakah perjalanan Bobi memang bermakna sebagai pencarian setengah jiwanya, a half of soul, atau seperti kata Monda: “A HALF OF YOUR FOOLISHNESS, Bob!”

LadLit?
Yipey! Akhirnya, lahir lagi LadLit di Indonesia. LadLit alias bacaan buat para cowok. Nggak beda-beda jauh sama ChickLit atau TeenLit, LadLit juga merupakan modern literature yang ditulis oleh cowok dan berkisah tentang problematika para cowok single dalam kehidupan sehari-harinya serta upaya untuk menemukan pasangan jiwanya.

Sebenarnya, pada era 90-an, bacaan remaja Indonesia sempat diramaikan oleh hadirnya Lupus dan Balada Si Roy. Kedua judul tesebut dianggap sebagai pelopor LadLit di Indonesia. Keduanya menceritakan tentang sosok remaja cowok yang sedang mencari jati dirinya. Konflik yang diangkat adalah persoalan-persoalan khas cowok. Biasanya dikemas dalam bentuk petualangan / adventure, dan selalu terselip kisah cinta dalam perjalanannya. Setelah Lupus dan Balada Si Roy, tak terlihat lagi buku-buku sejenis muncul di pasaran. Baru pada tahun 2000, Adhitya Mulya mengeluarkan Jomblo-nya. Jomblo pun disinyalir sebagai novel pop yang mengusung genre LadLit. Keluarnya Jomblo pun bersamaan dengan banjirnya ChickLit dan TeenLit di pasaran. Jadilah LadLit semakin langka.

Kalau dilihat dari ciri-ciri LadLit, maka Sakit 1/2 Jiwa yang merupakan novel perdana karya Endang Rukmana ini bisa kita sebut LadLit. Selain ditulis oleh seorang cowok, logika yang dipakai pun logika cowok. Ceritanya pun tentang seorang cowok—walaupun sudah punya pacar tetapi tetap ingin menemukan setengah jiwanya yang lain. Alih-alih menggunakan petualang menemukan jati dirinya, ujungnya tetap juga persoalan how to find perfect partner dalan kehidupan tokoh utama.

Para cewek pasti nggak bakal terima dengan cara pikir Bobi. Bagaimana Bobi mempermainkan para cewek yang menyukainya. Digambarkan sosok Bobi yang seganteng Tora Sudiro ini digandrungi banyak cewek. Walaupun sudah punya pacar, Bobi pun nggak yakin kalau Monda adalah setengah jiwanya. Sehingga ia pun tertantang untuk melakukan petualangan menemukan ari-arinya, yang berarti juga menemukan setengah jiwanya, cinta sejatinya.

Sarat budaya
Mengambil setting di daerah Kanekes dan beberapa tempat indah di Banten, Sakit 1/2 Jiwa yang merupakan hasil beasiswa penulisan kreatif Agromedia Group ini tidak hanya menawarkan cerita cinta remaja. Namun juga sarat dengan budaya, khususnya masyarakt Baduy. Ekspedisi pencarian ari-ari Bobi yang dikubur di Sasaka Domas, mau tak mau mengajak pembaca ikut menelusuri kehidupan masyarakat Baduy. Endang mengajak kita mengenal lokasi ini melalui deskripsi yang cukup menonjol dan penjelasan bersifat kultural yang disisipkan dalam jalinan ceritanya.

Endang sepertinya cukup mengenal dengan baik wilayah yang dijadikan setting dalam novelnya ini. Eksplorasi inilah yang patut mendapat nilai tersendiri. Di saat banyak novelis muda cenderung memilih luar negeri atau pun kehidupan kota besar sebagai setting novelnya, Endang memilih menjadikan cagar budaya Baduy di Kanekes sebagai setting.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

fun fearless