#TanyaPenulis: Tirta Prayudha

tirta romeo gadungan

Blogger yang satu ini bisa dibilang cukup aktif dalam “melahirkan” karya. Setelah sukses dengan Newbie Gadungan-nya, beberapa waktu lalu Tirta Prayudha hadir kembali bersama buku terbarunya yang berjudul Romeo Gadungan.


tirta romeo gadunganKali ini, Tirta akan berbagi kisah-kisah patah hati terbaik yang pernah ia alami. Sedih? Belum tentu! Tirta tetaplah Tirta. Ia punya cara tersendiri untuk mengekspresikan kisah patah hatinya. Penasaran? Nah, sebelum baca bukunya, intip dulu #TanyaPenulis bersama Tirta Prayudha di bawah ini.

Monik Anastasia: dari sekian banyak kisah yang ditulis di buku Romeo Gadungan, kisah mana yang menurutmu paling layak untuk diperdalam dan (jika ada kesempatan) dijadikan dalam satu buku secara utuh? Apa alasan dan istimewanya?

Sepatu Kiri tentu saja. Dramanya lengkap. Kurang sinetron apa lagi coba?Tapi itu beneran kejadian. Pas selesai menulis chapter itu, langsung gue lempar ke first reader gue dan minta pendapat mereka, karena takut ceritanya jadi cheesy. Jadi kalau cerita itu dikembangkan, kayaknya bisa jadi satu buku sendiri.

 

Yessica: apa yang membuat KakTirta yakin bahwa buku yang Kakak buat bisa diterima dan dinikmati oleh masyarakat ?

Gak yakin.Dan gak akan pernah yakin kayaknya.Menjelang buku gue terbit, gue selalu deg-degan dan mules-mules gitu, lho.Dari Traveloveing 2, Newbie Gadungan sampai yang terakhir Romeo Gadungan.Selalu ada kecemasan tersendiri. Apa bukunya cocok di selera pembaca, apa jokes gue offensive, dan hal-hal kayak gitu lah.Karena itu gue kan selalu minta review kalau udah baca. Pengen tahu aja feedbacknya gimana. Buat ngurang-ngurangin mules hahaha.

 

Mahendra Fajar Putranto:kenapa chapter “sepatu kiri” dapat perlakuan spesial oleh bang Tirta sebagai penulis? Apakah perempuan di dalam chapter itu sangatlah penting dalam hidup bang Tirta? Apakah bang Tirta sudah moveon dari dia?

Wanjir…nanya nya borongan

1. Karena ceritanya paling drama. Dan emang jadi paling bagus kalau dijadikan tulisan.

2. Dia sama spesialnya sama mantan-mantan gue yang lain. Dia ngajarin ‘sesuatu’ sampai bisa bikin gue kayak gini sekarang. Yang lain juga.

3. Sudah.

 

Florentine: apa yang membedakan menulis Romeo Gadungan ini dengan menulis di blog Anda?

Menulis buku itu beda. Ada kaidah-kaidah penerbitan yang harus dipatuhi.Kalau di blog mah suka ati gue. Blog blog gue, yang baca juga gratis ini.Kalau buku gak bisa kayak gitu. Harus diperhatikan dengan baik. Alurnya, tekniknya, jalan ceritanya, karena orang bakalan keluar duit untuk membaca buku itu.

 

K. Yudianti P: Ada keinginan buat bikin buku fiksi kah? Kalo ada, kira-kira genre nya apa?

Ada.Abis ini kayaknya gue pengen nulis fiksi.Genrenya masih sama mungkin. Romance berbumbu komedi.Biar gampang jualannya.Kalau mau nulis tentang sejarah Majapahit kan risetnya harus lama.

 

#TanyaPenulis  : Kak, ada ritual khusus yang dilakukan ga, sebelum nulis buku Romeo Gadungan? Hehehe.

Biasanya gue sebelum nulis buku puasa mutih dulu.Ama persembahan darah ayam hitam sebelum submit ke penerbit.Ya gak ada lah!

romeo-gadungan

 

 

Karen Pungki H: Bang Tirta, dimana sih spot favorit lo buat nulis? Apakah saat menulis itu harus dalam keadaan mood tertentu? Jujur belum beli bukunya, tapi saya pengikut setia blog bang Tirta dan suka banget sama ‘rasa’ tulisannya. Semoga dijawab, thank you

Kalau boleh jujur, spot paling favorit untuk nulis sejauh ini adalah….kamar kosan.Karena brengseknya, ide tulisan yang bagus itu sering nongol menjelang mau tidur. Jadi mau gak mau gue harus buka laptop dan nulis.Mood bisa dibangun kok. Nggak terlalu krusial.

 

Vanissi Bintang Alfarez: di buku Romeo Gadungan, chapter yang paling kakak suka yang mana dan kenapa?

Personally, gue suka Layang-Layang Part II.Entah kenapa, pas selesai nulis cerita itu berasa “nyesssss” aja di gue.Dan pas nulis cerita itu pula, gue benar-benar nyadar kalau gue sudah move on dari orang di cerita itu.

Bagaimana, sudah nggak sabar mau baca bukunya? Buruan dapatkan di toko buku terdekat ya. Atau, unduh saja ebook-nya melalui PlayStore. Baca kapan saja, di mana saja!