Tersesat dan Menemukan Cinta bersama Ara Tiara Rismala

Begitu banyak cerita tentang cinta yang mengalir dalam kehidupan, termasuk dalam kehidupan Ara Tiara Rismala. Melalui buku perdananya yang berjudul Tersesat dan Menemukan, Ara mencoba menggambarkan apa yang ia rasakan tentang cinta, kehilangan, seseorang, kerinduan, dan kehidupan.

Nah, sebelum kamu membaca bukunya, yuk ikuti dulu #TanyaPenulis Ara Tiara Rismala berikut ini. Pastinya, di segmen ini kamu bakal menemukan apa yang tidak terdapat di dalam bukunya, lho. So, check this out!

 

Licia.sierly: Pernahkah terpikir bahwa karya Kakak tidak akan disukai oleh orang lain atau ide yang diangkat tidak menarik? Lalu apa yang dilakukan supaya kedua kemungkinan itu tidak terjadi. Selain itu, bumbu apa aja yang ditambahkan agar karya yang Kakak buat menyentuh dan disukai pembaca?

Aratiararismala: Saya pernah kepikiran begitu dulu. Akibatnya, banyak tulisan saya yang tidak berani saya post di blog. Lalu saya sadar, kalau saya nggak segera mengubah pemikiran saya, saya nggak akan berkembang nih. Akhirnya, saya memutuskan untuk menulis apa yang mau saya tulis saja. Kemungkinan untuk tulisan saya tidak menarik dan tidak disukai orang lain itu pasti ada. Itu hak mereka. Yang penting saya merasa bahagia dan lega sudah jujur dalam tulisan saya sendiri. Soal bumbu, itu nanti akan ada sendiri sesuai gaya menulis saya dan seiring dengan banyaknya latihan. 🙂

 

Nuranissaj: Aku mau tanya suasana yang enak buat nulis tuh pas lagi bagaimana? pernahkah Kakak mendapatkan ide atau inspirasi yang datang secara tiba-tiba, misal lagi melihat pemandangan, lagi sedih, dll? Kalau pernah, apakah inspirasi dadakan buat nulisnya itu langsung dituangkan di tulisan biar nggak lupa atau disimpan dulu sampai terkumpul mood buat nulis? Terus bagaimana cara mengatasi ‘buntu’ pada saat menulis?

Aratiararismala: Buat saya, suasana paling enak buat nulis itu ya pas lagi nganggur alias nggak ada kerjaan. Hehe. Dengan begitu, bisa mikir mau nulis apa dan akan jadi apa nanti tulisannya. Biasanya malam sebelum tidur atau pagi sebelum beraktivitas yang lain. Saya sering kok ngalamin hal itu. Triknya adalah dengan segera nulis idenya di notes HP atau buku catatan. Biasanya kalau sedang gemas, saya akan langsung tulis idenya. Kemudian saya simpan untuk dibaca lagi lain hari supaya saya bisa memperbaiki bagian mana yang kurang. Seringnya, saya simpan dulu idenya dengan menuliskan kata kunci apa saja yang paling penting untuk membentuk tulisan saya nantinya. Kalau sedang buntu saat menulis, biasanya saya biarkan saja tulisan itu. Saya tinggal ngopi sambil baca-baca buku. Nanti kalau sudah siap untuk melanjutkan, ya baru dilanjutkan lagi nulisnya. Hehe

 

Sisthewriter: Kak, saya ini adalah siswa jurusan IPA dan saya sangat menyukai sastra dan karya tulis. Saya bercita-cita menjadi seorang novelis terkenal, tapi itu hal yang berbeda dari jurusan yang saya pilih. Saya mau bertanya, apakah saya bisa menjadi seorang penulis, karena terkadang saya berpikir … apakah menulis adalah kehidupan saya di masa depan ataukah itu hanya sebuah angan-angan saja?

Aratiararismala: Halo. Saya anak jurusan IPA, kuliah di Fakultas Kedokteran, kerja di rumah sakit, and yet here we are. Saya baru saja menerbitkan buku pertama saya. Saya bukan cenayang yang bisa ngeramal kamu akan jadi penulis atau tidak di masa depan. Karena yang bisa jawab pertanyaan itu ya kamu sendiri. Mulai menulis sejak saat ini atau berandai-andai terus. Terserah kamu. 🙂

Auliarachma88: Sebelumnya aku mau cerita dulu, Kak. Aku memiliki sebuah ide untuk ditulis. Tapi aku masih belum bisa menuangkan ide tersebut menjadi tulisan. Nah, bagaimana ya Kak cara agar ide tersebut bisa dituangkan untuk jadi sebuah tulisan ? Dan bagaimana cara agar ide tersebut menjadi lebih berkembang dan lebih menarik lagi?

Aratiararismala: Halo, pertanyaannya keren sekali. Kamu sudah punya modal paling mahal nih. Ide. Untuk membuat ide itu supaya menjadi sebuah tulisan, maka tulislah. Kalau tidak kamu tulis, ya akan tetap jadi ide selamanya. Untuk membuat tulisan kita berkembang dan menarik, caranya adalah dengan memperbanyak referensi bacaan dan memperbanyak latihan. Harus sering menulis dan lebih sering lagi membaca—supaya kamu tahu, kekuatan tulisanmu di mana dan ciri khas tulisanmu seperti apa. 🙂

fandy.ad: Sejak kapan Kakak hobi nulis? Dan apa yang membuat Kakak tetap menulis, padahal profesinya kan dokter? Apakah tidak mengganggu? Apakah buku “Tersesat dan Menemukan” ini ada hubungannya sama mantan atau pacar?

Aratiararismala: Saya sudah suka menulis sejak SD. Dulu saya sering nulis cerpen. Hehe. Menulis itu menurut saya adalah cara saya piknik karena jadwal kerja saya tidak memungkinkan saya untuk jalan-jalan, maka refreshing ala saya adalah dengan menulis. Jadi, saya selalu sempatkan menulis agar tetap waras. Buku Tersesat dan Menemukan ini berhubungan dengan banyak hal dalam hidup saya. Sahabat saya, pacarnya sahabat saya, mantan saya, pacarnya mantan saya.. eh :))

——-

Tersesat dan Menemukan sudah bisa kamu dapatkan di toko buku terdekat. Atau, unduh ebook-nya melalui tersesat dan menemukan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *