Welcome to Lipstick Jungle!

Jumat, 28 Juli 2006, pukul 14.00-17.00 WIB bertempat di Venue, Bar and Lounge, Jl. Kemang Selatan No 2, Jakarta Selatan, Moammar Emka akan meluncurkan buku terbarunya. Bertajuk In Bed With Models, Emka yang melejit lewat buku perdananya Jakarta Undercover ini kembali mengusung GagasMedia sebagai penerbitnya.

Top secret model-model face-off inilah yang dikupas tuntas oleh Moammar Emka dalam In Bed with Models. Tak tanggung-tanggung, hasil investigasi beberapa tahun ini menghasilkan tulisan undercover dari dunia model. Banyak fakta yang terungkap, mulai dari sisi gelap kehidupan yang dilakoni sejumlah model dan artis yang membasahkan diri dalam kolam kenikmatan dengan menjadi PR in Bed, LC in Bed, Istri Simpanan, Selingkuhan Long Nite Stand, dan menjalani sederet modus operandi kencan gaya hi-class, mulai dari Dinner to President Suite Room, Shopping Date, TTM TM (Teman Tapi Mesra Tapi Morotin), sampai kontrak selingkuh. Semua itu mereka lakukan hanya sekedar mengejar (syukur-syukur bisa) go international, mendapat job istimewa, dan meraih popularitas.

Jumat, 28 Juli 2006, pukul 14.00-17.00 WIB bertempat di Venue, Bar and Lounge, Jl. Kemang Selatan No 2, Jakarta Selatan, Moammar Emka akan meluncurkan buku terbarunya. Bertajuk In Bed With Models, Emka yang melejit lewat buku perdananya Jakarta Undercover ini kembali mengusung GagasMedia sebagai penerbitnya.

Top secret model-model face-off inilah yang dikupas tuntas oleh Moammar Emka dalam In Bed with Models. Tak tanggung-tanggung, hasil investigasi beberapa tahun ini menghasilkan tulisan undercover dari dunia model. Banyak fakta yang terungkap, mulai dari sisi gelap kehidupan yang dilakoni sejumlah model dan artis yang membasahkan diri dalam kolam kenikmatan dengan menjadi PR in Bed, LC in Bed, Istri Simpanan, Selingkuhan Long Nite Stand, dan menjalani sederet modus operandi kencan gaya hi-class, mulai dari Dinner to President Suite Room, Shopping Date, TTM TM (Teman Tapi Mesra Tapi Morotin), sampai kontrak selingkuh. Semua itu mereka lakukan hanya sekedar mengejar (syukur-syukur bisa) go international, mendapat job istimewa, dan meraih popularitas.

Boleh percaya boleh tidak, sejumlah model yang ditulis Emka dalam buku ini adalah mereka yang berstatus sebagai foto model, model catwalk, model escort, model iklan, dan terakhir model sinetron.  Kelasnya, mulai dari supermodel, model kelas satu, kelas dua sampai model “jadi-jadian” alias menggunakan status model sebagai topeng untuk kepentingan branding.

Soal banyaknya, itu relatif. Yang jelas, buku ini hanya berkisah tentang sejumlah model –bisa lima sampai lima belas orang. Ini lebih pas disebut sebagai kasus khusus. “Jadi, tidak berlaku hukum generalisasi, sama rata sama kelakuan. Tidak sama sekali! Ini bersifat kasuistis, lain tidak,” kata Emka dalam prolog buku bersampul kaki seorang perempuan yang tengah memakai stocking jaring-jaring merah.

Kenapa In Bed With Models? Kata Emka, buat dia judul itu setidaknya punya tiga makna. Pertama, sekamar dengan model, terutama para foto model yang notabene berani berpose seksi di majalah pria dewasa, sudah jadi aktivitas rutin ketika Emka bekerja di beberapa media cetak sebagai wartawan tulis dan fotografer. “Tentu saja, sesi pemotretan yang saya lakukan tidak melulu untuk konsumsi majalah. Banyak juga yang bersifat ‘personal’ dan hanya untuk koleksi pribadi. Dari situlah,  In  Bed With Model$, jadi kebiasaan yang  mewarnai hari-hari saya,” akunya.

”Setelah ’sisi gelap’ itu terkuak, tetap saja mereka yang menjadi pemeran utama atau pemeran pembantu dalam buku ini adalah seorang bintang,” nilai Emka. Tak heran, bagi pria asal Tuban yang buku pertamanya sangat fenomenal ini, kehidupan pribadi, apa pun itu bentuknya, hitam atau putih, tak akan mengubah citra mereka sebagai bintang dengan sinarnya yang selalu cemerlang di langit gelap. Mereka tetap memesona di layar kaca. Mereka tetap indah dan menawan di lembaran majalah. Mereka tetap anggun berjalan di atas catwalk. Mereka tetap bersinar di panggung popularitas.

”Sisi kehidupan pribadi yang kelam dan sarat dengan cerita-cerita tak sedap, tak akan mengubah citra mereka sebagai selebriti,” lanjutnya. Selebriti juga manusia yang berhak memilih jalan kehidupannya sendiri. Tertawa di depan kamera, tapi sangat mungkin menangis ketika termenung seorang diri di dalam kamar, atau malah sebaliknya. ”Ini bukan justifikasi, melainkan lebih sebagai persepsi. Biarkan masing-masing kepala punya penafsiran sendiri,” tutup pria yang berobsesi menikah secepatnya ini.

Lipstick Jungle, demikian Emka mengibaratkan dunia ini. Sebuah istilah yang diambilnya dari novel berjudul sama karya Candace Bushnell. Lipstik memang tak lepas dari perempuan.Ya, dunia yang diumbar Emka memang penuh dengan perempuan cantik bergincu yang punya profesi ganda. Apalagi para model. In bed with Model$ hanyalah satu sisi kehidupan yang mungkin banyak orang pernah mengalaminya, tidak saja terjadi di  kalangan model ataupun artis saja, tapi juga orang biasa.

Meminjam istilah Emka di bab pertama bukunya, ”So, welcome to Lipstick Jungle!” Dunia penuh dengan para wanita cantik bergincu merah yang terbeli. Model-model memesona yang berjalan di catwalk, bergaya di depan kamera, berakting di layar sinetron, menebar pesona di panggung iklan, bahkan membangkitkan gairah di atas tempat tidur. Hati-hati! Demi prestise atau pun sekedar coba-coba, salah langkah, justru pria yang akan tersesat di hutan belantara penuh lipstik merona ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RACUN SANGGA