Kisah Sensasional Anak Seorang Yakuza
Adakah yang lebih parah dari sebuah keterpurukan bagi seorang yakuza? Jika mendengar pengakuan Shoko Tendo, jawabannya mungkin tidak. Menjadi anak seorang yakuza adalah titik terendah dalam hidupnya.
Shoko adalah anak ketiga dari empat bersaudara—Daiki, Maki, dan adiknya, Natsuki—pasangan Hiroyashu dan Satomi. Shoko dan ketiga saudaranya terlahir dalam sebuah keluarga yakuza yang cukup terkenal di Jepang.
Awalnya, mereka sekeluarga hidup tenang dan damai dalam kesejahteraan. Namun, masalah mulai datang saat kakek dan nenek Shoko meninggal dunia. Hiroyashu terlilit perkara dan akhirnya ia dijebloskan ke penjara. Hal itu membuat isteri dan anak-anak Hiroyashu terkena imbasnya. Para tetangga, bahkan guru mengolok-olok mereka dengan perkataan yang sangat menyakitkan.
Selepas Hiroyashu bebas dari penjara, masalah yang ada tidak lantas mereda begitu saja. Bahkan, masalah baru pun mulai bermunculan. Sejak bebas dari penjara, Hiroyashu tidak pernah absen setiap harinya untuk datang ke bar dan pulang dalam keadaan mabuk bersama wanita-wanita malam di kedua tangannya. Tidak jarang pula, Hiroyashu mengamuk tanpa alasan yang jelas.
Melihat kehidupan ayahnya yang mengerikan itu, Shoko akhirnya mengikuti jejak Maki yang sudah lebih dulu meninggalkan sekolah dan menjadi seorang yanki—sebutan untuk anak liar yang mengecat putih rambutnya dan kebut-kebutan mobil atau motor dengan knalpot tanpa peredam suara. Sejak saat itulah kehidupan Shoko berubah. Ia sudah sangat jarang pergi ke sekolah, menindik telinganya, mulai menghirup thinner, berkelahi, hingga melakukan seks hubungan seks.
Suatu hari Shoko digiring ke penjara oleh polisi karena berkelahi. Keluarganya begitu sedih melihat kejadian itu. Di penjara, perilaku Shoko mulai mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Namun, saat ia keluar dari penjara, ayahnya harus masuk rumah sakit karena terserang TBC. Hal itu menambah kehancuran perekonomian keluarga Hiroyashu. Utang pun di mana-mana.
Himpitan masalah yang diterima Shoko ternyata membawanya bertemu Nakauchi. Ia lah yang memperkenalkan Shoko pada amfetamin. Namun, yang dilakukan Nakauchi terhadap Shoko belum seberapa. Shoko menjadi seorang pecandu amfetamin dan seks setelah ia bertemu Maejima—seorang yakuza yang dulunya merupakan anak buah Hiroyashu. Maejima adalah seorang yang kejam dan berdarah dingin. Shoko begitu sulit melepaskan dirinya dari Maejima. Sekalipun Shoko mampu melepaskan diri sesaat saja dari Maejima, ia pasti akan segera menemukan Shoko kembali dan tidak segan-segan untuk menyiksanya.
Kehidupan Shokopun kian memburuk. Selain tidak bisa lepas dari Maejima, ia juga mulai terjerat sensasi cinta terlarang. Ia selalu jatuh ke tangan laki-laki beristeri yang hanya membuat dirinya sakit hati terus-menerus.
Jalan hidup Shoko yang mengenaskan ini dapat kamu baca dalam buku Yakuza Moon karya Shoko Tendo. Novel yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh GagasMedia ini merupakan kisah nyata Shoko Tendo, seorang putri gangster Jepang.
Kisah yang dialami Shoko begitu memilukan. Siapapun tidak akan pernah menyangka bahwa kebanyakan anak perempuan dalam keluarga yakuza mengalami hal serupa dengan Shoko. Perlakuan yang tidak adil dari masyarakat, cemoohan dari berbagai pihak, dan kekerasan fisik, batin, hingga kekerasan seks adalah hal yang biasa mereka alami. Belum lagi tekanan dari para lintah darat yang menagih hutang. Hal itu dikarenakan kehidupan yakuza yang sangat royal di masa jayanya. Sayangnya, sifat royal para yakuza ini tidak diimbangi dengan manajemen yang tepat. Hal itulah yang membuat mereka nekad meminjam uang ke lintah darat.
Namun, melalui buku ini pula, kamu bisa merasakan keberanian seorang perempuan untuk melepaskan diri dari nasib sial yang ia alami. Hingga akhirnya ia mampu menata kembali kehidupannya.