Di Balik Misteri Perburuan Atlantis
Atlantis. Peradaban yang satu ini memang memiliki banyak misteri. Banyak orang yang mempertanyakan keberadaan atlantis sesungguhnya. Benarkah Atlantis telah ditemukan?
Bagi seorang Nina Wilde, obsesi untuk menemukan Atlantis telah mengalir di dalam darahnya. Perburuan Atlantis telah dinikmatinya sejak ia Masih anak-anak. Bahkan, sejak Henry dan Laura Wilde—kedua orangtua Nina—belum menikah dan melahirkan dirinya. Seperti halnya Henry dan Laura yang telah meninggal dunia saat ia memasuki bangku kuliah, saat ini Nina pun bertekad untuk tetap mencari dan berusaha menemukan Atlantis.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di bidang arkeologi, Nina mencoba mengajukan proposal perburan Atlantis ke pihak yayasan kampusnya. Sayang, proposal itu ditolak! Meski sempat membuat Nina kecewa, beruntung bagi Nina karena ada pihak lain yang siap membiayai seluruh ekspedisi itu.
Adalah milyarder Kristian Frost yang menawarkan dana padanya untuk pulau yang hilang itu. Semua hal yang dibutuhkan Nina dipenuhi oleh Frost. Termasuk hadirnya seorang pengawal pribadi bernama Eddie Chase khusus untuk melindungi Nina dari ancaman Giovanni Qobras dan anak buahnya dari Persaudaraan Selasphorus—sebuah kelompok yang tidak senang jika Atlantis ditemukan.
Perburuan pun dimulai. Nina, Kari—anak perempuan Kristian Frost, Chase, dan beberapa kru lainnya menyinggahi Iran untuk membeli pecahan orichalcum dan sebuah hologram dari seseorang bernama Failak Hajjar. Sayangnya, bisnis tersebut tidak berjalan lancar. Ternyata mereka dijebak oleh Hajjar. Baku tembak dan perkelahian pun sempat terjadi, meski pada akhirnya mereka mampu melepaskan diri dari jebakan itu.
Sesampainya di Prancis, Nina mencoba untuk menganalisa data-data yang ia dapatkan dari artefak itu. Meski sudah bisa dibilang mahir dalam bidang arkeologi, namun ada kalanya Nina tidak dapat menuntaskan tulisan yang terdapat di artefak itu. Melihat Nina sedikit putus asa, Kristian Frost pun meminta Profesor Philby—sahabat orangtua dan dosen Nina di kampus.
Satu misteri pun terpecahkan. Berikutnya, pedalaman Amazon menjadi tempat perburuan pertama untuk menemukan jejak kaum Atlantean. Sesampainya di sana, rombongan Nina dihadang oleh orang-orang Indian yang masih hidup di pedalaman Amazon. Setelah sempat bertempur hingga jatuh beberapa korban jiwa, Nina mengadakan negosiasi dengan para tetua agar diperbolehkan memasuki kuil suci yang ada di sana.
Permintaan pun diterima, asalkan mereka sanggup melewati tiga ujian, yaitu Uji Kekuatan, Uji Ketangkasan, dan Uji Akal. Benar saja, kesuksesan mereka melewati tiga ujian yang diberikan para tetua tidak sia-sia. Akhirnya mereka menemukan replika Kuil Poseidon di dalam sana lengkap dengan peta yang menunjukkan keberadaan Atlantis.
Sayangnya, Qobras kembali datang untuk mengacaukan segalanya. Dengan berbagai jenis senjata dan bahan peledak berkekuatan tinggi, ia menghancurkan kuil tersebut. Hilanglah satu petunjuk yang paling konkrit mengenai keberadaan Atlantis dan kaum Atlantean. Lantas, mampukah Nina cs menemukan Atlantis? Kenapa kaum Persaudaraan tidak menginginkan rahasia tentang Atlantis terbongkar dan jatuh ke tangan Frost Foundation? Ada rahasia lain apa lagi di balik semua ini?
Temukan jawabannya dalam The Hunt for Atlantis karya Andy McDermott yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh GagasMedia. Menarik, seru, penuh intrik, dan mengundang rasa penasaran yang tinggi. Itulah yang akan kamu temukan saat membaca buku ini. Segala hal yang berkaitan dengan sejarah perburuan Atlantis memang kerap menimbulkan banyak pertanyaan di dalamnya.