Kadang, hidup tak memberi kita banyak pilihan. Jalan terjal atau melandai, kedunya harus kita tapaki. Banyak hal terjadi dengan sangat cepat sampai kadang aku tak dapat mencerna segalanya. Aku hanya mengenal sakit, kecewa, dan amarah. Lalu bagaimana sejauh ini aku bisa bertahan?
Perjalanan mungkin adalah satu-satunya jalan keluar yang kupunya—lebih dari itu—perjalanan adalah harapan. Semakin kaki ini membawaku ke tempat yang jauh, semakin pula aku merasa tangguh. Diriku yang semula tak kusukai, perlahan bisa kuterima lagi. Nasib buruk yang dulu kukira tiada akhir, berganti dengan sederet keberuntungan.
Ya, keberuntungan. Aku seolah menemukan keluarga baru, juga diriku yang telah lama tercerabut. Aku mulai bisa mengurai rasa yang semula seperti benang kusut. Di titik aku berdiri saat ini aku mulai memahami bahwa kita tak bisa memilih jalan hidup mana yang ditakdirkan untuk kita. Akan tetapi, kita bisa mengusakahan banyak cara agar jalan hidup yang kita lalui jauh lebih menyenangkan, bahkan menyembuhkan.