Siapa yang tidak mengenal Kompleks Jaya Samanta? Kompleks yang memiliki ciri khas tanaman hijau dan terlihat penghuninya penuh rasa kekeluargaan–terasa hangat, damai, serta akrab. Namun, tinggal lebih lama di tempat itu, akan membuat kita menyadari jika ada dua kubu yang selalu bertentangan. Bujang tua dan bocil kematian, mereka adalah dua circle kompleks yang hari-harinya hanya diisi oleh keributan. Mulai dari momen yang membuat para bujang tua naik darah, marah, dan tentu saja resah.
Kebersamaan itu terasa nyata dan erat. Hingga di suatu hari, para bujang tua selesai dengan pendidikannya, hari kelulusan yang membuat mereka terpaksa untuk memilih apakah tetap tinggal atau pergi demi melanjutkan cita-cita. Dilema hati berujung konflik, bagaimana bisa mereka meninggalkan kompleks itu? Meninggalkan orang-orang terbaik yang pernah mereka temui? Meninggalkan para anak-anak kecil yang selalu mewarnai hari mereka?
Inilah kompleks tempat nostalgia dan chaos hidup berdampingan. Karena cinta keluarga dan kehangatan dari mereka yang tak sedarah sering kali datang dari tempat yang paling tidak terduga.