Dia pandai menyimpan rahasia. Di lipatan kerut wajah, di lengkungan senyuman tipis, bahkan di setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Rahasianya paling besar adalah nama orang yang dia cintai dengan segenap hati. Namun, betapa pun dia berusaha melakukannya, ada saja serpih-serpih pengingat yang berserakan di sekitar dirinya; di antara rinai hujan, di tengah-tengah alunan musik favoritnya, di antara memori yang menolak untuk dilupakan.
Dia pandai menyimpan rahasia, tetapi mulai kepayahan menghindar ketika rahasia itu datang menghantui. Seperti pertanyaan teka-teki yang tak kunjung ditemukan jawabannya, kini hanya rahasia itu saja yang ada di dalam benaknya. Menyiksanya, kemudian mendesaknya untuk berhadapan langsung dengan ketakutannya sendiri: mengungkap cinta rahasianya.