Nak, Bapak menulis ini di antara sisa-sisa lelah yang belum sempat reda. Bapak selalu berpikir anak itu harus patuh. Namun, mungkin bapak lupa… anak juga manusia yang hatinya bisa sakit, suaranya berhak didengar, emosinya kadang tak sanggup tertahan.
Maafkan Bapak yang selalu menuntutmu, tetapi lupa menuntunmu. Kadang, ego kita beradu dan meributkan hal-hal yang tak perlu. Nak, inikah yang membuatmu menjauh?
Bapak ingin menjadi mata yang melihatmu tanpa menghakimi. Bapak ingin menjadi telinga yang mendengarmu tanpa menyela. Bapak tidak ingin lagi menukar ketenanganmu dengan amarah.
Nak, apa kabarmu hari ini? Semoga pesan-pesan Bapak ini tak datang terlambat. Semoga kita masih sempat memperbaiki keadaan karena waktu kita terlalu sebentar untuk dihabiskan dengan saling berdiaman.