Aku terluka olehnya… bukan karena dipisahkan ruang dan waktu, tapi aku dipaksa berpisah karena ingatan. Tak ada aku di kepala pria itu. Bahkan, saat aku berada di sisinya, pria itu bertingkah seolah aku asing baginya. Seolah semua kenangan yang aku dan dia jalin dalam waktu yang tak singkat, terurai dan gugur. Apakah memang tak ada titik terang bagi akhir diriku dan dirinya?
Dimitri kembali pulang tapi di tengah perjalanan, ia menyadari bahwa pulangnya tak lagi terasa sama. yang dibawanya bukan hanya koper dan kenangan dengan Kota New York, tapi juga rindu. Rindu yang sampai mati pun ia tahu tidak akan pernah berbalas. Namun, ia berkata lirih, “Pram, aku pulang”.