Dengarkan ini baik-baik, karena aku tak yakin bisa mengatakannya lagi tanpa merasa malu. Dibandingkan yang lainnya, kesan pertamamu terlalu biasa. Aku meremehkanmu saat pertama kali berjumpa di bawah naungan payung langit. Tak ada yang istimewa.
Tapi belakangan… aku pun menyadari nilaimu ternyata lebih daripada itu.
Berpisah setelah terlalu terbiasa denganmu adalah sebuah siksaan. Sekelebat memori tentangmu saja sudah terlalu menyakitiku. Ternyata, tanpamu aku tak bisa melihat warna. Tanpa dirimu, hatiku menggigil tanpa hangatnya cinta.
Jadi, sekarang giliranmu untuk menjawab: seperti apakah artiku untukmu?