Awalnya, semua cuma tentang mimpi sederhana: ingin kuliah di luar negeri.
Bagi Fitria Anis Kurly, mimpi itu seperti cahaya kecil di ujung jalan panjang. Ia tahu jalannya nggak bakal mulus, tapi juga tahu—kalau nggak dicoba, ia nggak akan pernah tahu sejauh apa dirinya bisa melangkah.
Beberapa tahun lalu, Fitria berangkat ke Inggris lewat beasiswa LPDP.
Mimpi yang dulu cuma ia tulis di catatan harian akhirnya jadi nyata. Tapi hidup, seperti biasa, punya cara unik untuk menguji. Di tengah kesibukan kuliah, datang kabar bahagia sekaligus menantang: ia hamil. Tak lama kemudian, pandemi global melanda. Dunia tiba-tiba berhenti bergerak. Kuliah online, isolasi panjang, dan rasa sepi jauh dari keluarga—semuanya datang bersamaan.
Di tengah semua itu, Fitria mengambil keputusan besar: pindah ke Polandia, menyusul suami yang sudah lebih dulu bekerja di sana. Awalnya, Polandia hanya akan jadi tempat singgah. Tapi ternyata, di negeri itu, ia justru menemukan panggilan barunya: menjadi guru.
Kedekatan yang Membuka Pintu Belajar
Di Polandia, hubungan antara guru dan murid dibangun di atas kesetaraan.
Guru tidak dianggap lebih tinggi dari siswanya. Mereka duduk bersama, berdiskusi tanpa jarak, dan saling mendengar tanpa takut salah. Di sana, belajar bukan soal siapa yang paling tahu, tapi siapa yang mau terus mencari tahu.
Kedekatan seperti ini bikin suasana belajar terasa hidup.
Murid nggak merasa diawasi, tapi ditemani. Mereka bebas bertanya, bereksperimen, bahkan gagal. Karena dari keberanian itulah, tumbuh rasa ingin tahu yang tulus.
Fitria menyadari, cara ini bikin pendidikan terasa lebih manusiawi.
Guru bukan lagi sumber jawaban, tapi teman perjalanan.
Pendidikan di Polandia nggak diukur dari seberapa cepat kurikulum selesai, tapi seberapa dalam hubungan yang terbangun antara guru dan murid.
Dan ketika kedekatan itu ada, pengetahuan mengalir lebih mudah—karena murid belajar bukan cuma tentang pelajaran, tapi juga tentang empati, keberanian, dan semangat untuk bangkit setiap kali jatuh.
Sekolah yang Nggak Bikin Takut Salah
Hari pertama mengajar, Fitria sempat gugup.
Ia terbiasa dengan sistem pendidikan yang fokus pada nilai, hafalan, dan ujian. Tapi di Polandia, suasananya jauh berbeda. Guru dan murid duduk berdampingan, bukan berhadapan. Tak ada jarak, tak ada hierarki kaku.
“Di sini, guru bukan sosok yang harus selalu benar,” ujarnya sambil tersenyum.
“Guru adalah teman belajar yang menemani.”
Sederhana, tapi maknanya dalam banget.
Anak-anak di sana nggak takut salah, karena gagal bukan akhir. Mereka boleh jatuh, asal mau bangkit. Mereka boleh bingung, asal terus penasaran.
Nilai bisa diperbaiki, tapi rasa ingin tahu—kalau hilang, itu yang sulit dikembalikan.
Bukan Soal Nilai, Tapi Soal Hati
Kadang Fitria suka merenung, “Gimana kalau pola pikir seperti ini diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia?”
Bayangkan kalau setiap anak bisa belajar tanpa rasa takut, tanpa tekanan angka di rapor.
Bayangkan kalau setiap guru punya waktu untuk benar-benar mengenal muridnya, bukan cuma mengejar target kurikulum.
Karena sejatinya, belajar bukan tentang siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling berani untuk terus mencoba.
Pendidikan bukan lomba cepat-cepat lulus, tapi proses menjadi manusia yang punya empati, rasa ingin tahu, dan semangat untuk berkembang.
Dari Polandia, Untuk Semua Pemimpi
Kini, setiap kali Fitria berdiri di depan kelas, ia selalu ingat alasan awalnya berangkat jauh dari rumah: mimpi.
Tapi di Polandia, ia belajar bahwa mimpi nggak selalu soal pencapaian besar. Kadang, mimpi itu sesederhana membantu satu anak menemukan semangat belajarnya kembali.
Dream Big, Study Far bukan cuma tentang pergi sejauh mungkin, tapi juga tentang tumbuh sedalam mungkin. Tentang berani melangkah, belajar dari kegagalan, dan tetap menjaga rasa ingin tahu—di mana pun kamu berada.
Fitria membuktikan, pendidikan sejati bukan soal administrasi atau nilai ujian.
Pendidikan adalah hubungan manusiawi, tempat guru dan murid berjalan berdampingan, saling menguatkan, dan saling belajar.
✨ Mimpi besar selalu dimulai dari langkah kecil.
Sepenggal kisah ini bisa kamu temukan di buku Dream Big, Study Far: Catatan Mengajar di Polandia, karya Fitria Anis Kurly—seorang guru Indonesia yang belajar makna pendidikan sejati di negeri dengan pendekatan yang penuh empati.
Kalau Fitria bisa menemukan arti belajar di tanah asing, kamu pun bisa menemukan makna belajarmu sendiri—di mana pun kamu berada.
Berani mencoba, jangan takut gagal, dan jangan pernah berhenti penasaran. Yuk, baca buku Dream Big, Study Far dan temukan inspirasimu di market place online favoritmu! 📚

