Apakah masih bisa disebut cinta jika kau tak pernah menerima balasan? Sepanjang tahun, Krisan bertanya-tanya tentang hal itu kepada dirinya sendiri. Tentang cintanya, kepada seorang laki-laki di bawah daun-daun berguguran. Tentang cintanya, kepada ibu yang tak pernah menanam bunga krisan di kebunnya.
Telah lama ia merasa kehadirannya tidak lebih dari selembar daun yang melayang sendirian. Sampai akhirnya laki-laki itu mengingatkannya bahwa ia indah seumpama namanya. Bunga krisan yang mampu mekar setia sampai lama.
Bunga krisan, meski ia tahu suatu hari kelopaknya pun akan berjatuhan, ia tak menyerah memberikan cinta. Begitu jugakah nasib hati Krisan?
Bisakah ia tetap yakin hati akan kembali tumbuh setelah sekian lama jatuh?