Bahagiamu Tidak Ditentukan Statusmu
“Ke mana aja nggak pernah kumpul-kumpul keluarga, udah punya calon belum?”
“Sekolah, kerja, jalan-jalan, sekolah lagi … mau nyari apa lagi, sih? Nanti cowok nggak ada yang deketin, lho[r1] .”
“Kapan nikah, apa nggak bosan sendirian?”
Siapa yang pernah mengalami situasi ini? Ditodong pertanyaan seputar pernikahan oleh keluarga besar atau teman yang lama tidak bersua. Semakin bertambah usia, semakin gencar pertanyaan itu ditujukan kepada perempuan. Sepertinya mereka yang masuk kategori “telat menikah” begitu anomali.
Tenang … tenang … daripada sensi menjawab pertanyaan mereka dan kita dianggap baperan, mari saya temani kamu melihat lebih dekat dirimu dan mempersiapkan kebahagianmu. Sudah menikah atau belum, kamu tetap berharga dan harus terus meng-upgrade diri. Jadi, ketika saatnya tiba, kamu bisa bahagia seutuhnya dan dengan penuh kesadaran, bukan hanya cinta berbunga-bunga.
Sederet ketakutanmu akan pernikahan, traumamu pada sebuah hubungan, merasa buntu dalam pencarian hingga terbentur tuntutan dan pertanyaan “kapan?”, maka buku ini akan membantumu mengurainya. Mulai mengenali trauma dan bagaimana memulihkannya. Bagaimana secara sadar menentukan pilihanmu, bukan karena desakan. Untuk sampai di titik berdirimu sekarang, kamu mungkin lelah, tapi kamu nggak sendiri.