Menuju barat.
Kabarnya di barat sana ada kehidupan yang lebih baik. Tidak ada lagi hutan yang gelap dan menyeramkan. Itu pun kalau benar.
Menuju timur.
Di timur arah Telaga Merah tidak ada apa-apa lagi. Hanya hutan dan hutan yang dijumpai. Beberapa orang pernah ke sana dan tidak pernah kembali.
Menuju utara.
Pantai lepas itu berada di sana. Orang-orang dari hutan mencoba lari menuju pulau lain. Sayangnya, di sana tidak menjanjikan kebebasan.
Harapan adalah satu-satunya jalan keluar bagi peliknya kehidupan manusia. Entah itu menuju barat, timur, utara, atau selatan, berbekal harapan, tak ada yang sia-sia.
Namun, bagi warga Desa Taman Kembar, secercah harapan itu sulit hadir. Hidup tidak menjanjikan apa-apa bagi mereka. Di hutan itu mereka hidup dari keterbatasan pangan, minim pengetahuan, dan gangguan binatang. Lebih dari itu, ada banyak sosok misterius yang menghantui dan datang berkunjung tanpa permisi ke desa.
Mereka yang hadir saat malam itu mengundang penduduk desa ke sebuah tempat entah di mana—pesta singkat yang selalu berakhir sebelum sempat dimulai. Hanya yang berkeras kepala atas hidup bisa melewatinya.