Perjuangan Mempertahankan Sebuah Perusahaan

Perjuangan Mempertahankan Sebuah Perusahaan

Saat ini, perusahaan-perusahaan jasa pengiriman barang memang kian menjamur. Vendor lokal dan internasional pun saling berkompetisi untuk merebut pasaran.

Keberadaan Tikil a.k.a Titipan Kilat—sebuah perusahaan jasa pengiriman barang—di Tasikmalaya ibarat pepatah hidup segan, mati tak mau. Setelah sekian lama berada di pusat kota Tasikmalaya, perusahaan inipun mulai tipis harapannya untuk tetap bertahan di antara perusahaan jasa pengiriman lain yang baru muncul.

Emang sih, perusahaan Tikil bukanlah perusahaan jasa pengiriman barang yang besar. Namun, empat orang karyawan—Lilis, Dasep, Mang Dirman, dan Kusmin—serta seorang pimpinan bernama Pak Saleh—yang selama ini berada di sana telah mampu menjalankan dan mempertahankan keberadaan Tikil hingga detik ini.

Sayangnya, penurunan pendapatan yang sangat drastis membuat Pak Saleh mengajukan pensiun dini ke kantor pusat Tikil. Akhirnya, keempat orang karyawan Tikil lainnya mau nggak mau harus menerima dan beradaptasi dengan kepala cabang yang baru, yaitu Pak Priyadi.

Kedatangan Pak Pri ke kantor Tikil Tasikmalaya disambut keempat karyawannya dengan keanehan masing-masing. Lilis, sang resepsionis, adalah seorang cewek ‘polos’ yang mengidolakan Adjie Massaid. Saking anehnya, seorang supir angkot bernama Bowo aja dikira Adjie Massaid yang sedang mendalami peran sebagai supir angkot.

Lain halnya dengan Dasep. Kurir yang satu ini selalu aja sial. Hobinya saat mengendarai motor adalah nabrak. Makanya jangan heran jika banyak benjolan hadir di kepala Dasep. Sedangkan Mang Dirman adalah seorang kurir yang cinta mati dengan sepedanya. Mang Dirman bukan nggak mau naik motor saat mengantar barang ke tempat yang dituju, tapi Mang Dirman nggak bisa naik motor. Dan, Kusmin—sang OB—selalu menganggap dirinya superhero. Ia sigap berlari saat sirene pemadam kebakaran berbunyi.

Kelakuan keempat karyawan ini jelas membuat Pak Pri pusing dan malas untuk mempertahankan kelangsungan nasib Tikil. Yang ada, Pak Pri malah sibuk dengan hobi masak-memasaknya. Namun, Lilis, Dasep, Mang Dirman, dan Kusmin nggak tinggal diam melihat kelakuan bos-nya itu. Dengan sindiran halus, mereka pun sanggup menyentuh hati Pak Pri untuk menaikkan kembali pamor Tikil yang sudah sangat terpuruk. Tujuannya hanya satu, mempertahankan Tikil agar tidak ditutup!

Berhasilkah mereka? Kira-kira, apa ya yang bakal dilakukan kelima orang ini dalam usahanya untuk mempertahankan Tikil agar dapat bersaing dengan perusahaan jasa pengiriman barang lainnya?

Temukan jawabannya dalam novel Tikil; Titipan Kilat: Kami Antar, Kami Nyasar karya Iwok Abqary yang diterbitkan GagasMedia. Dengan karakter-karakter unik yang diciptakan Iwok, novel ini menjadi hidup dan lucu saat dibaca. Meski tiap karakter memiliki keanehannya sendiri, namun satu hal yang pasti, mereka juga memiliki rasa empati yang cukup tinggi untuk memperjuangkan nasib perusahaan tempat mereka bekerja.

Profil penulis:
Setelah akhir-akhir ini berkutat dalam penulisan buku-buku cerita untuk anak dan remaja, nulis buku komedi ternyata jadi selingan yang sangat menyegarkan. Buktinya, sambil ngetik, Iwok yang tinggal dan bekerja di Tasikmalaya ini sering ngikik-ngikik sendiri. Entah cerita yang ditulisnya memang lucu, atau syarafnya sedang terganggu.

Nggak heran kalo keberhasilan nulis komedinya ini patut dirayakan Hureeeeey…*joget-joget pisang ala si plurker*. Dari semua buku yang ditulis sebelumnya hanya dua saja yang bergenre komedi, yaitu Suster Nengok dan Pulau Hantu. Yang lainnya, seperti Jangan Jadi Cewek Cupu, Magical Sweet Seventeen, Free Things, Lindaniel Sandal Jepit Beda Warna, 99 Kisah Menakjubkan Alquran, dan Misteri Lemari Terkunci jauh banget dari unsur-unsur lucu. Kalo nggak percaya, beli dan baca sendiri aja buku-bukunya!

Dia berjanji, kalo buku ini laku, maka ia akan nulis komedi lagi. Tapi kalo enggak laku, maka dia akan nulis buku…komedi lagi yang lebih lucu. Coretan-coretan kesehariannya bisa kamu baca di iwok.blogspot.com atau iwok.multiply.com. Kalo mau kenalan, kirim aja email ke: kang_iwok@yahoo.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *