Patahnya Sumpah Sang Ksatria
Rhoenne Guy de Ramhurst memiliki kehidupan yang keras. Selain dipercaya untuk memimpin sebuah wilayah dan menundukkan bangsa Highland yang memberontak di wilayah tersebut oleh seorang raja Normandia, Rhoenne juga percaya bahwa dirinya terkait dengan sebuah kutukan yang turun-temurun.
Ya, kutukan tersebut menyebutkan bahwa Rhoenne akan membawa kematian bagi wanita yang melahirkan keturunannya. Oleh sebab itu, selama ini Rhoenne sebisa mungkin tidak jatuh hati kepada wanita mana pun.
Sayangnya, semua itu tidak berlaku sejak ia bertemu Aislynn, seorang tabib yang secara tidak sengaja menyembuhkan luka pada di Rhoenne. Entah apa yang merasuki Rhoenne saat itu hingga akhirnya ia nekat mencium sang tabib dan tanpa sadar menyimpan kenangan itu di dalam memorinya.
Begitu pun dengan Aislynn. Entah keberanian dari mana yang membuat dirinya mampu menghadapi seorang ksatria bertubuh seperti raksasa. Yang Aislynn tahu, ia hanya mengikuti nalurinya saja sebagai seorang tabib.
Mereka bertemu dan tanpa sadar ada seuntai perasaan yang membekas di hati masing-masing. Rasa memiliki Rhoenne terhadap Aislynn tiba-tiba saja muncul ketika mendengar wanita itu diculik oleh adiknya yang beringas.
Perlahan, Rhoenne tidak mampu lagi mengabaikan kehadiran dan gairah yang ditimbulkan wanita itu. Ia merasakan siksaan yang teramat berat karena menyadari dirinya tengah jatuh cinta, namun belum sanggup melepaskan sumpah yang telah dibuatnya.
Akankah Rhoenne mengorbankan segala yang dimilikinya saat ini demi cintanya? Atau ia akan tetap menjalankan sumpah yang dulu pernah diucapnya?
A Knight Well Spent karya Jackie Ivie begitu penuh dengan permainan emosi. Pertarungan dan kerasnya kehidupan seorang ksatria begitu kental terasa. Belum lagi kisah percintaan yang terjadi di antara Rhoenne dan Aislynn. Penuh gejolak, gairah, kekecewaan, dan kebahagiaan. Melalui buku terjemahan yang diterbitkan GagasMedia ini kita akan menyadari betapa kekuatan cinta mampu mengubah segala yang tidak mungkin menjadi nyata.