Ubud Writer and Reader Festival (UWRF) 2015 adalah event literasi yang digelar pada 28 Oktober – November 1, 2015. Kali ini Windy Ariestanty dan Raditya Dika, penulis dari GagasMedia, turut berpartisipasi sebagai “artist” dalam acara UWRF. Mereka membawakan materi kepenulisan dengan asyik, seru, dan penuh interaksi dengan peserta.
Ubud Writer and Reader Festival (UWRF) 2015 adalah event literasi yang digelar pada 28 Oktober – November 1, 2015. Kali ini Windy Ariestanty dan Raditya Dika, penulis dari GagasMedia, turut berpartisipasi sebagai “artist” dalam acara UWRF. Mereka membawakan materi kepenulisan dengan asyik, seru, dan penuh interaksi dengan peserta.
Raditya Dika banyak berbagi isi dapur penulisan komedi berdasarkan apa yang ia alami. Dalam sesi “Funny Talk” yang seru, Raditya Dika menyarankan untuk memperhatikan lingkungan sekitar untuk mencari ide. Ia melanjutkan, “Saat menulis komedi, kamu harus punya sensivitas komedi. Letakkan situasi tragedi atau trauma dalam sudut pandang berbeda. “
Dalam sesi bertajuk “Story telling 101” yang digelar Sabtu 31 Oktober lalu, Windy Ariestanty mengungkapkan dasar-dasar penulisan fiksi. Apa saja yang diperlukan membuat blok bangunan cerita? Misalnya ada alur cerita, penokohan, dan konflik. Dalam penokohan, Windy menyampaikan, “Apakah tokohmu berpengaruh pada cerita? Jika tidak, tokoh tersebut perlu dicek apakah perlu masuk ke cerita atau tidak.”
Dari kedua penulis tersebut, banyak hal yang bisa jadi pembelajaran dan semangat untuk terus berkarya. Menjadi seorang penulis adalah berani memulainya dan tanpa henti terus mempelajari segala hal terkait penulisan. Jadi, apa kamu sudah menulis hari ini?
image dari : twitter.com/radityadika dan twitter.com/gagasmedia