Persaudaraan, ia tak akan luntur meski kau mencoba berbagai cara untuk menghapusnya. Dalam novel terbaru Dear Sister, yang ditulis seorang penulis muda, Rosemerry, kamu akan menemukan kisah cinta, keluarga, dan pencarian jati diri.
Persaudaraan, ia tak akan luntur meski kau mencoba berbagai cara untuk menghapusnya. Dalam novel terbaru Dear Sister, yang ditulis seorang penulis muda, Rosemerry, kamu akan menemukan kisah cinta, keluarga, dan pencarian jati diri.
Dengan tema sisterhood, Rosemerry akan membawamu dalam kisah Aruna dan Nayla, adik-kakak yang tak menyangka akan mengorbankan sesuatu yang berharga, demi cinta yang belum tentu sejati. Yang Kisahnya mungkin saja pernah kau alami dalam kehidupan nyata. Kali ini, GagasMedia akan mengulik resep menulis dengan tema sisterhood dari penulis asal Yogyakarta ini.
“Dear Sister berkisah tentang sepasang kakak beradik, Aruna dan Nayla. Sang kakak, Aruna, memaksakan cita-cita yang gagal diraihnya kepada sang adik, Nayla. Padahal, Nayla juga punya cita-cita sendiri,” kata Merry. “Permasalahan pun semakin meruncing ketika cinta mereka menuju arah yang sama,” tambahnya.
Dalam kisah Aruna dan Nayla ini, konflik yang dialami kedua tokoh ini begitu dekat dengan pembaca dan mampu menguras emosi. Dari mana Merry mendapatkan ide untuk menulis novel ini?
Ide kisah ini berawal ketika Merry yang menyukai buku, toko buku, dan perpustakaan melihat novel-novel remaja yang ada saat ini jarang yang menceritakan hubungan persaudaraan.
“Kebetulan, saya dua bersaudara cewek semua, dan sering banget berantem karena hal-hal sepele. Kayaknya seru tuh, ada novel yg menceritakan dua saudara perempuan sehingga menulis Dear Sister seperti menulis tentang keseharian,” kata perempuan berbintang Libra ini.
Proses kreatif penulisan novel Dear Sister
Proses kreatif penulisan novel Dear Sister: saat harapan menuju arah tak seharusnya ini cukup panjang. Menurut perempuan lulusan S1 Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian UGM ini, ide menulis Dear Sister sudah mengendap lama dalam pikirannya.
“Ide itu bisa selesai dalam empat bulan saat saya ikut pelatihan menulis fiksi di Yogya. Setelah selesai, novel tersebut saya kirimkan ke GagasMedia dan dua bulan kemudian dapat kabar bahwa novel saya memenuhi syarat untuk diterbitkan, tentunya dengan revisi. Nah, revisi ini yang agak lama, memakan waktu sekitar lima bulan,” kata Merry.
Mengatasi writer’s block
Saat menulis Dear Sister ini, Merry juga mengalami kendala. Yang paling terasa adalah saat ia mengalami writer’s block.
“Kalau sudah mengalami writer’s block, biasanya saya malah memaksakan diri untuk tetap menulis. Biasanya, sih, begitu sudah dapat feel menulisnya lagi, malah makin lancar nulisnya,” kata Merry.
Selain kendala, Merry juga menemukan tantangan tersendiri saat menulis Dear Sister. Menurutnya, tantangan terbesar adalah berani memulai.
“Beberapa orang menganggap bacaan remaja hanya bacaan ringan. Nggak bermakna. Padahal, nggak semua novel remaja seperti itu. Remaja butuh bacaan yang dia banget. Memberi makna, tetapi tidak terkesan menggurui. Nah, saya ingin membuat bacaan yang seperti itu,” kata perempuan yang hobi bertualang.
Setelah Dear Sister, lantas apa yang akan Merry tulis selanjutnya?
“Rencananya mau nulis novel brotherhood. Sepertinya menyenangkan mendalami karakter dua saudara cowok, karena kebetulan saya juga nggak punya saudara cowok,” ungkap Merry.
Dengan hadirnya novel Dear Sister ini, Rosemerry berharap novelnya bisa semakin memperkaya literasi indonesia, menjadi bacaan untuk siapa saja, dan karakter di dalam novel ini dapat menginspirasi para pembaca.
Bagaimana, GagasAddict penasaran dengan cerita Dear Sister?
Bersama Aruna dan Nayla, kamu akan menemukan kisah cinta, keluarga, dan cita-cita yang sempat patah. Juga tentang ketabahan untuk mempertahankan impian dan jati diri.