Penulis: Ari Riyanto / Alif Ra’ain
Jumlah halaman: 128 hlm
Ukuran: 11,5 x 19 cm
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-147-0
“Bade aya nu maot! Anjeun sadaya teu aya nu salamet!” ucap seorang peramal buta dalam bahasa Sunda halus.
Dari kelima anak muda kota itu, hanya Rinjani yang tahu persis arti kata-kata yang diucapkan kakek buta itu.
“Dia bilang, ‘bakal ada yang mati… kalian tak akan selamat!’” Rinjani menerjemahkan. Wajahnya tampak ketakutan.
Terdengar suara ringtone ponsel berbunyi, Ray segera merogoh saku celana dan mengeluarkan ponselnya.
“Indra…. Halo, Ndra! Elo di mana? Ngapain lo pake nelepon segala?” ucap Ray.
Namun tidak ada jawaban.
Sementara itu, di dalam tenda Gali sibuk mengepak ransel milik Rinjani. Gali terkejut. Itu hp milik Indra!
Di luar, terdengar suara Ray memanggil-manggil Indra.
“Ndra! Hallo! Halo!”
Gali segera keluar menuju Ray, lalu menunjukkan hp milik Indra yang ditemukannya itu.
Ray memandang hp itu dengan kaget. Keduanya saling berpandangan. Seketika bulu tengkuk mereka merinding.
Kelima anak muda itu harus kembali pulang, sebelum sampai ke Telaga Setra Wingit, sebelum semua tak terselamatkan. Tapi, pulang pun tidak diijinkan.