Bagi Caja Satyasa Hasan, menjadi seorang secret admirer merupakan pilihan yang tepat selagi ia belum mampu mengungkapkan perasaannya terhadap Albizia—lelaki yang diam-diam telah merebut perhatiannya. Namun, kini, lain ceritanya. Keinginan untuk membuat pengakuan seolah menyeruak dari dalam diri Caja.
Ya, beberapa tahun mengamati Albizia membuat Caja mengenal sisi lain dari lelaki itu. Kesukaan Albizia terhadap fotografi hingga perihal Albizia yang belum bisa melepaskan bayang-bayang Ni Luh—mantan kekasihnya yang telah tiada—seolah bukanlah rahasia lagi bagi Caja.
Caja sadar betul, bahwa dirinya tak akan mampu bersaing dengan masa lalu Albizia itu. Yang Caja bisa lakukan hanyalah menuliskan kisah cintanya itu dalam sebuah novel dan menjadi satu-satunya keberanian Caja dalam mengungkapkan perasaannya terhadap lelaki yang sudah meninggalkan Kopenhagen menuju Indonesia.
Melalui novel itu, Caja pun secara tidak sengaja bertemu kembali dengan Albizia. Sayangnya, lagi-lagi Caja harus menelan pil pahit. Albizia yang kini menjadi editor dari naskah Caja, mulai menyadari bahwa cerita dalam novel itu sangat dekat dengan hidupnya dan Albizia pun tidak menerima jika masa lalunya itu diungkit-ungkin kembali.
Sebuah kesalahpahaman pun terjadi di antara keduanya. Kesalahpahaman yang mengantarkan Albizia menyadari sesuatu yang sebelumnya ia lupakan: bahwa ia nyatanya juga menyukai Caja. Kesalahpahaman yang harus dibayar mahal dengan kepergian Caja untuk kembali ke Kopenhagen.
*****
Dance for Two, sebuah novel karya Tyas Effendi, mengajak kamu untuk mengikuti kisah cinta antara seorang secret admirer. Novel terbitan GagasMedia ini cukup menarik dan unik untuk diikuti. Sikap pemalu yang dimiliki sang secret admirer mengantarkannya menjadi seorang penulis. Melalui karyanya itu, sang secret admirer mencoba mengungkapkan rasa cintanya terhadap lelaki yang tak lain adalah editornya sendiri. Satu yang pasti, sekuat apa pun seseorang memendam cinta namun cinta akan menemukan jalannya sendiri untuk menunjukkan pesonanya. Di tengah dinginnya Kopenhagen dan hangatnya Indonesia, cinta antara sang secret admirer dan sang editor mulai bersemi.