Menyingkap Misteri Pembunuhan Bersama Ruwi Meita

ruwi-meita-misteri-patung-garam

“Tantangan terbesar adalah memuaskan pembaca dengan ketegangan. Meski sangat tidak mungkin memuaskan semua pembaca, paling tidak saat mereka membaca novel ini, mereka bisa berseru, ’Ya ampun.’” —Ruwi Meita.

ruwi-meita-misteri-patung-garam

“Tantangan terbesar adalah memuaskan pembaca dengan ketegangan. Meski sangat tidak mungkin memuaskan semua pembaca, paling tidak saat mereka membaca novel ini, mereka bisa berseru, ’Ya ampun.’” —Ruwi Meita.

Semua profesi memiliki tantangannya sendiri, termasuk menjadi seorang penulis. Hal itu juga yang dirasakan Ruwi Meita. Menurut penulis novel romance dan thriller ini, tiap karya yang ia hasilkan memiliki tantangan tersendiri.

Seperti halnya karya terbaru Ruwi—Misteri Patung Garam. Novel bergenre thriller ini siap membawa pembacanya memecahkan kasus demi kasus. Ingin tahu lebih banyak lagi? Simak hasil wawancara GagasMedia dengan Ruwi Meita.

Misteri Patung Garam adalah sebuah novel detektif. Novel ini bercerita tentang pembunuhan berantai wanita-wanita muda yang sukses dalam setiap profesinya. Pembunuhnya sangat terobsesi dengan garam. Mengapa garam? Itulah yang menjadi kunci dalam novel ini.

Ruwi mendapat ide menulis dari artikel yang ia baca di internet. Artikel itu mengungkap fenomena danau Natron di Afrika. Danau ini mengandung alkali tinggi (kebasaan) Ph sampai 10,5 dengan temperatur suhu air sekitar 60 derajat celcius. Jika ada binatang yang tercebur di danau ini akan berubah menjadi batu, seperti dibalut dengan semen. Kandungan garam dalam danau ini juga cukup tinggi. Garam yang dihasilkan adalah dari abu vulkanik, jenis garam yang sama dalam proses mumifikasi.

“Dari sinilah muncul ide mengenai patung garam. Bagaimana jika ada pembunuh berantai yang senang mengubah korbannya menjadi patung garam?” ujar Ruwi.

Proses pembuatan novel ini terbilang cukup rumit karena ia harus meriset tentang hal yang berbau forensik. Beruntung ia memiliki kenalan Komisaris Polisi Bowo Nurcahyo, S. Si. M.Biotech untuk menjadi narasumber.

“Pengetahuan mengenai forensiknya sangat membantu saya dalam menyelesaikan novel ini,” kata Ruwi.

Untuk memperkaya novelnya, Ruwi melakukan percobaan kecil di rumahnya. Ia bercerita, “Saya meletakkan garam di lantai, meja, plastik, dan bahan lainnya untuk melihat reaksinya. Ternyata, garam yang diletakkan di lantai lebih cepat meleleh. Percobaan ini cukup penting agar logika cerita tidak meleset. Kegiatan itu cukup mengasyikkan dan kadang saya malah bermain-main dengan garam dan lupa menulis. Hahaha.”

Menulis thriller memang sudah menjadi hal yang biasa Ruwi lakukan. Ia mengaku bahwa menulis thriller memiliki keasyikan tersendiri, yaitu bisa bermain-main dengan psikologis pembaca. Tantangan dan juga kesulitannya adalah memainkan ketegangan dengan baik sehingga rasa penasaran tetap terjaga. Maka itu, riset yang kuat sangatlah dibutuhkan dalam penulisan novel thriller.

Bagaimana agar bisa menulis thriller dengan baik? Ruwi memberikan rahasianya untuk GagasAddict.

“Banyak-banyak membaca dan menonton film thriller. Buat outline dari film yang sudah ditonton. Perhatikan polanya, alurnya, plot, dan karakter. Dari sini, kita akan banyak belajar banyak,” tutup Ruwi.


Misteri-Patung-Garam-1Penasaran seperti apa serunya menyingkap kasus pembunuhan dengan garam sebagai kuncinya? Temukan kisahnya dalam novel Misteri Patung Garam karya Ruwi Meita.

beli

RACUN SANGGA