Dari zaman ke zaman, tipografi terus berkembang. Jika dulu huruf-huruf dipahat di atas batu, kulit binatang, hingga papirus, kini huruf bisa diaplikasikan di atas layar aneka device. Pada perkembangannya, muncullah kinetic typography—sebuah istilah yang mengacu pada huruf yang dikolaborasikan dengan animasi video.
Ilmu soal huruf ini disampaikan Levina Lesmana, di Morning Class dalam event Kumpul Penulis dan Pembaca 2015, Sabtu (12/12). Di kelas yang digelar di Never Been Cafe ini, Levina menyatakan ilmu tipografi sebagai salah satu elemen penting dalam desain grafis. Workshop singkat ini bertema Typography: More Than Just Words.
Selain membagikan sejarah perkembangan huruf, koordinator desain GagasMedia Group ini juga menjelaskan soal aneka jenis font: font berkait (serif) dan tidak berkait (sans serif). “Font berkait berfungsi untuk mempermudah keterbacaan,” jelasnya sembari menunjukkan aneka contoh font tersebut di slide.
Pendeknya, ilmu tipografi ini berguna untuk menarik perhatian pembaca dan memastikan pesan mudah dibaca. Oleh karena itu, seperti disampaikan Levina, keterbacaan merupakan salah satu faktor penting dalam memilih font.