Penulis: A.S. Laksana
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: 224 hlm
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-644-8
Mereka datang 243 tahun sebelum negeri mereka menemukan kakus. Mula-mula mereka singgah untuk mengisi air minum dan membeli arak dari kampung Pecinan di tepi barat sungai; lima tahun kemudian mereka kembali merapatkan kapal mereka ke pantai dan menetap di sana seterusnya. Tuan Murjangkung, raksasa berkulit bayi yang memimpin pendaratan, membeli dari Sang Pangeran tanah enam ribu meter persegi di tepi timur sungai. Di sana ia mendirikan rumah gedong dan memagar tanahnya dengan dinding putih tebal dan menghiasi dinding pagarnya dengan pucuk-pucuk meriam. Sejak itu, kau tahu, para pemabuk menjalani kehidupan yang riang di dalam pagar. —“Bagaimana Murjangkung Mendirikan Kota dan Mati Sakit Perut”
∞
Sebagian besar cerita dalam kumpulan cerpen ini mengisahkan tentang keinginan-keinginan. Bagaimana keinginan Murjangkung, raksasa bayi, mendirikan kota dan menguasainya. Atau bagaimana Gloria menceritakan keinginan kakeknya memiliki cucu. Juga pria belatung yang ingin bersanding dengan gadis cantik, atau bagaimana Seto menginginkan cinta sejati.
Murjangkung: Cinta yang Dungu dan Hantu-hantu adalah kumpulan cerpen kedua AS Laksana setelah Bidadari yang Mengembara, yang terpilih sebagai buku sastra terbaik tahun 2004 oleh Majalah Tempo.