Pelajaran Cinta yang Tak Terlupakan
Terkadang cinta memang tidak masuk di akal. Apa saja bisa kita lakukan demi sang pujaan hati. Perbuatan nekat sekali pun akan dijalankan hanya untuk mendapat perhatian dari dirinya, dan otak juga seolah bekerja sama demi melancarkan sebuah rencana.
Semua orang tahu, dari zaman dulu hingga sekarang, tabu bagi perempuan untuk menyatakan cintanya terlebih dahulu kepada lelaki. Hal itu nggak hanya terjadi di negara Timur saja. Di kalangan elite Inggris pun demikian.
Sayangnya, tidak semua perempuan di Inggris bisa menahan gejolaknya untuk menyatakan cintanya kepada lelaki yang sudah menjadi pujaan hati selama bertahun-tahun. Lucy Waltham adalah salah satu di antara perempuan itu.
Cintanya kepada Sir Tobias ‘Toby’ Aldridge telah tertanam di hati sejak ia masih kecil. Sayangnya, Toby selalu menganggapnya anak kecil, bukan perempuan dewasa seperti saat ini. Jengah dengan perlakuan yang didapat, Lucy pun memutuskan untuk sedikit belajar tentang ‘memikat’ lelaki.
Tanpa berpikir panjang, di suatu malam Lucy nekat mengetuk pintu kamar Jeremy Trescott—Earl of Kandall—dan langsung menciumnya dengan penuh gairah. Niat Lucy hanya satu, menggoda Toby agar ia berpaling padanya sehingga rencana pernikahan Toby dengan wanita lain gagal.
Namun apa yang terjadi sangatlah bertentangan dengan apa yang diinginkan Lucy. ‘Pelajaran’ yang didapatkannya dari Jeremy justru membuatnya menikmati semua itu. Saat bertemu, keduanya tidak mampu menahan gelora yang berkecamuk dalam diri mereka.
Secara tidak sengaja, Lucy selalu saja ingin menggoda Jeremy—lelaki yang sangat dingin dan terlihat tidak ‘sejantan’ lelaki Inggris lainnya.
Kisah Lucy saat menggoda Jeremy begitu penuh gejolak dan bergairah. Semua ini tentu membuat kita yang membaca akan merasaka romantisme yang berbeda. Tidak hanya itu, kesan klasik dari setting kerajaan Inggris zaman dulu pun terasa begitu kental.
Permainan hati yang begitu mendebarkan ini bisa kamu baca melalui karya Tessa Dare yang berjudul Goddess of The Hunt. Novel ini nggak hanya menampilkan sisi romantisme pria dan wanita Inggris saja, tetapi juga kebiasaan pewaris tahta dalam kehidupan formalnya.