Dari balik belokan koridor lantai 5, Chiya melihat sosok perempuan berambut pendek, mengenakan tunik putih dan celana panjang hitam yang berlumuran darah. Tangannya menggenggam sebilah cutter dengan cairan merah masih menetes. Sosok itu kemudian menembus apartemen 501 yang jaraknya berdekatan dari unitnya. Syok, Chiya berusaha membuka pintu unitnya terburu-buru. Namun, sosok perempuan itu sudah hadir tepat di sebelahnya dengan mulut terbuka dan wajah penuh amarah. **** […]