Bukan cerita horor kalau belum sukses membawa pembaca masuk ke dalam rasa takut dan penasaran. Cerita dan rasa takut yang dirasakan Daniel Ahmad, telah dituangkan dalam kisah bersambung di platform WattPad dan Kaskus, berjudul Midnight Restaurant. Cerita tersebut kini telah hadir dalam buku yang diterbitkan oleh Gagasmedia. Yang diterbitkan oleh Gagasmedia. Cerita tentang sebuah restoran yang buka di malam hari dan tutup di siang hari.
Inspirasi cerita ini berasal saat Daniel pergi ke luar kota dan mengontrak di samping sebuah restoran. Menjelang malam saat perut pada lapar, temannya lari ngos-ngosan, lalu menceritakan tempat makan yang ia singgahi sudah tutup. Tetangganya menceritakan rumah makan ini sudah lama tutup, dapurnya terbakar dan ada korban meninggal dunia.
Novel Midnight Restaurant berkisah misteri pemuja setan yang berseting tempat dalam Restoran Hanggareksa. Sebuah tempat berlokasi tersamarkan di Jawa Timur. Kisah yang sempat beredar secara online, akhirnya hadir dalam bentuk buku. Namun, ada yang berbeda antara di platform online dengan buku cetak.
Jika menyimak beberapa pengulas buku ini, sejak membuka cerita Midnight Restaurant, rata-rata merasakan kesan seram sejak di awal. Sebagai buku horor pertama, Daniel Ahmad, penulis buku ini, berhasil membangun tensi dan membawa pembacanya masuk ke dalam suasana dan peristwa-peristiwa menakutkan dan rasa penasaran.
Dalam book tour kali ini, ada lima blogger coba me-review novel Midnight Restaurant. Apa pendapat mereka tentang alur cerita, penokohan, dan seputar isi buku horor yang menegangkan ini.
Ini menurut pendapat Delasyahma, dalam blog-nya delasyahma.blogspot.co.id,
Tiga tokoh tersebut memiliki cerita yang berbeda namun memiliki korelasi dengan tempat makan bernama Hanggareksa. Walaupun mereka ditempatkan di situasi dan keadaan berbeda, pada bagian pertenghan cerita mereka dipertemukan karena perkembangan konflik yang meruncing dan menuntut penyelesaian.
Jujur, saya suka dengan premis dalam cerita, juga saya suka perkembangan konflik dalam cerita. Suasana horor dalam cerita pun terasa nyata dan membikin saya merinding. Di awal saya dibuat penasaran dan langsung dibawa ke suasana ngeri dari sebuah restoran berhantu. Banyak hal yang terungkap jika sudah memasuki pertengahan cerita, dan kita akan dibuat penasaran hingga disuguhi klimaks yang baik di ending, yang bahkan masih menyimpan tanda tanya menuju buku selanjutnya.
Sementara blog yang beralamat di https://butir2hujan.wordpress.com/tag/resensi/, menuliskan hal lain.
Hal lain yang saya suka, misteri diungkap sedikit demi sedikit, yang membuat ketegangan semakin meningkat. Jujur saja, saya membutuhkan waktu cukup lama untuk menyelesaikan membaca buku ini. Entah mengapa, hawanya merinding melulu membayangkan apa yang mereka lihat, terutama bagian yang dilihat Sandi baik di restoran maupun kontrakannya yang bertetanggaan dengan restoran itu.
Sejak awal, saya sudah dibuat merinding. Makanya saya membacanya saat badan sedang fit. Kalau sedang agak loyo, saya tidak siap dengan konsekuensi terbayang-bayang terus pada dua adegan paling menyeramkan bagi saya. Apa itu? Baca saja bukunya. Hehehe.
Nah, soal karakter tokoh yang dibangun Daniel, sedikit juga diulas oleh Amel,
Karakterisasi tiap tokoh kuat. Tetapi ada satu karakter yang kusuka dari novel ini, Samson namanya. Kak Daniel menempatkan abang yang satu ini sebagai comic relief di tempat yang tepat. Di tengah-tengah tegangnya suasana, eh ada dia muncul dengan segala keunikannya. Dan dia juga membuat kisah ini berakhir dengan tawa, bukan dengan bulu kuduk yang masih merinding.
Lalu, menurut Bugot https://bugot.wordpress.com/ cerita ini sangat menarik untuk diikuti hingga akhir.
Ada banyak sub-plot yang membuat ceritanya nggak monoton. Seperti kisah Rama dengan Samson, teman sejawatnya yang ajaib mampu mencairkan suasana mencekam dengan komedi yang cukup menyegarkan. Ada juga kisah Sandi-Sabrina yang sepertinya lebih dari sekadar sahabat. Atau kisah tentang BQ (baca Baiq), teman kerja Nova yang memiliki indra keenam. Sub-story dari masing-masing tokoh ini nggak cuma jadi pelengkap, tapi memengaruhi konflik utamanya. Hebat!
Tentang alur cerita yang disajikan novel Midnight Restaurant, diulas juga oleh Theresia.
Penulis menggunakan alur maju mundur, terdapat beberapa flashback yang menceritakan masa lalu Hanggareksa.
Konflik yang disuguhkan membuat pembaca tegang dan ngeri dengan nasib para tokoh yang terlibat langsung dengan Hanggareksa. Namun demikian di balik kisah misteriusnya kita dapat memetik beberapa pelajaran hidup yang sangat berharga.
Bagaimana, kamu sudah membaca juga buku horor ini? Di dalam restoran yang dibangun pada masa zaman Belanda lonteng jam akan berbunyi menjelang tengah malam. Dan peristiwa kematian pun tiba. Berani menyimak dan menuntaskan misteri dalam novel ini?
Image Artem Kovalev on Unsplash