Tip Memiliki Baju atau Perhiasan Baru Saat Bokek
Hobi belanja nampaknya sudah menjadi kebiasaan banyak perempuan. Tapi, paling nggak enak jika unsur keuangan nggak mendukung, padahal lagi ada sale di mana-mana!
Buat kamu, yang bener-bener gila shopping, berikut ini ada beberapa tip dari Miss Jinjing untuk menyiasati keinginan memiliki baju atau perhiasan baru di saat kantong lagi cekak.
- Ngubek-ngubek lemari mama dan nenek.
Dengan mengubek-ubek isi lemari tersebut, siapa tahu ada kain atau bahan nganggur, atau bahkan perhiasan, gaun, dan tas vintage yang keren. Hmmm… rasanya, saya seperti menemukan harta karun. Jangan pernah anggap remeh dengan barang tempo dulu karena biasanya barang-barang tersebut dibuat dari bahan berkualitas dan jahitan yang lebih kuat. Biasanya, mode selalu berulang-ulang sepanjang masa. Jadi jangan kaget kalau tiba-tiba di lemari ibu, kita menemukan baju yang modenya lagi in atau menemukan sesuatu yang bisa di-mix and match dengan koleksimu sekarang—jadi sesuatu yang sangat personal, nggak pasaran, tapi cantik. - Barter alias tukeran sama sahabat atau saudara tercinta.
Kalau kamu punya sahabat atau saudara yang hobi dan selera sama nggak ada salahnya kok untuk saling tukar. Kalaupun hobi dan selera kamu nggak selalu sama, paling nggak dengan adanya barter koleksi ini bisa memberikan inspirasi baru bagi kamu. - Jualan.
Caranya, bikin garage sale kecil-kecilan, lalu undang tetangga dan teman-teman. Daripada membusuk di lemari, baju-baju bagus yang sudah bosan untuk dipakai kan bisa kamu jual kembali. Hasilnya, lumayan untuk membeli pakaian baru. Nggak bisa dipungkiri sih, sebagian orang Indonesia—apalagi kalangan menengah ke atas—amat sangat gengsi dan bahkan anti membeli barang bekas. Terlebih lagi jika baju bekas itu milik orang yang kita kenal. Nah, untuk menyiasatinya, titipkan saja di acara bazaar amal atau garage sale yang ada. Atau, kalau pengen malu bareng, ajak teman-teman lain untuk bikin garage sale rame-rame. - Daur ulang.
Daur ulang di sini artinya menambahkan pernak-pernik lucu di pakaian ataupun celana kita. Setelah beberapa bulan atau ketika kamu sudah bosan, kan bisa dilepas lagi. Itulah yang terjadi pada celana jeans saya. Awalnya, celana itu saya tambahkan badge. Setelah beberapa bulan, badge-nya dilepas dan jeans tersebut sengaja saya bolong-bolongin. Lama-lama celana itu berevolusi jadi kapri, kulot, dan terakhir hotpants. Alhasil, teman-teman saya terkagum-kagum dengan karya saya itu. Mereka mengira celana jeans saya banyak sekali. - Menawarkan diri jadi volunteer di peragaan busana designer atau trunk show merek-merek ternama.
Kalau kamu jadi volunteer di acara-acara tersebut, selesai show, nggak ada salahnya kok meminta diskon untuk pembelian koleksi mereka. Hal itulah yang saya lakukan. Dan, ternyata, mereka memberikannya dengan senang hati. - Nodong teman yang bekerja di perusahaan pemegang merek ternama.
Biasanya, mereka dapat “jatah” diskon spesial khusus karyawan. Malah terkadang, di perusahaan tertentu, diselenggarakan sale khusus bagi para karyawannya. Kebetulan, saya punya sahabat yang sahabatnya bekerja di perusahaan distribusi barang-barang keluaran Elle. Saya sering titip beli sama dia. Malah tidak menutup kemungkinan, saya bisa mendapatkan barang new arrival yang kadang belum dipajang di gerai Elle. Harganya? BerSAHABAT banget. - Rajin-rajin browsing di internet.
Terkadang, dapat aja lho barang-barang baru (mint), apkiran label ternama, barang-barang collectors’ item, sampe barang-barang “buangan” orang kaya atau shopaholic. Pelajari pembeliannya supaya nggak tertipu dapat barang palsu. Ebay.com adalah salah satu situs yang sangat menarik yang berisi barang-barang bekas tapi baru dan layak pakai. Saya sendiri pernah membeli di sana dan hasilnya nggak mengecewakan. - Mengemis.
Intinya jangan gengsi untuk minta barang yang kamu sukai. Seperti yang saya lakukan terhadap tante saya. Kebetulan, tante saya itu punya cincin yang saya taksir banget. Awalnya sih, saya hanya bisa mandangin aja. Tapi lama-lama, mulut saya kayaknya pengen banget ngasih comment. Sayangnya, comment aja nggak cukup. Makin hari makin ngences setiap melihat cincin itu, padalah mau beli nggak mungkin. Akhirnya, saya pasang aja muka tembok dan muka melas sambil meminta cincin tersebut. Dan tante saya akhirnya memberikannya ke saya. Wah, senang banget! Rasanya nggak rugi dan nggak nyesel juga jadi orang sedikit nggak tahu malu. - Deket-deket orang patah hati.
Saya punya sahabat yang pacarnya amat sangat kaya dan selalu menghujaninya dengan barang-barang branded terbaru. Suatu hari, hubungan mereka berakhir dengan sangat tragis dan membuat sahabat saya ini sakit hati banget. Saking patah hati dan dongkolnya, semua barang-barang pemberian pacarnya itu nyaris dibuang. Saya sarankan aja untuk menjualnya dengan harga miring. Guess what??? Saya orang yang paling beruntung karena dapat kesempatan memilih duluan. - Share alias patungan.
Emang sih, cara ini agak-agak mission impossible untuk sebagian orang. Tapi dulu, saya dan sahabat saya kebetulan menginginkan satu baju yang sama, sedangkan harga bajunya nggak bersahabat. Saat baju itu ditandai sale, saya dan sahabat saya membelinya secara patungan dan memakainya bergantian. Emang sih kelihatannya aneh banget, tapi kita berdua menghormati jadwal pemakaian dan perawatan baju supermahal itu. - Pegadaian.
Tempat ini bisa jadi alternatif menarik bagi para shopper untuk mendapatkan barang dengan harga miring—khususnya untuk kategori perhiasan emas, berlian, dan beragam batu permata. Yang perlu dicari tahu adalah jadwal lelang pegadaian dan jenis barang-barang yang akan dilelang.
Gimana tipnya, oke punya kan?! Masih banyak lagi kok tip atau pengalaman seru soal belanja yang bisa kamu gali dari Miss Jinjing. Semua itu bisa kamu baca dalam buku Miss Jinjing; Belanja Sampai Mati karya Amelia Masniari yang diterbitkan oleh GagasMedia. Buku ini diangkat dari beberapa tulisan Amelia di belanja-sampai-mati.blogspot.com. Blog ini lebih dikenal dengan sebutan: BSM. Isinya tentang dunia belanja, fashion, membangun butik, hingga seputar kehidupan perempuan. Dari BSM ini lahirlah ikon Miss Jinjing untuk semangat para shopaholic sejati.
Profil penulis:
Amelia Masniari, 36 tahun, personal private buyer dan ibu rumah tangga yang sangat bahagia dengan keluarga dan kehidupannya. Menyelesaikan pendidikan S2 Komunikasi di Universitas Indonesia. Mencintai dunia menulis, terutama tentang gaya hidup perempuan urban masa kini dari sudut pandang sederhana. Amelia mulai menulis blog sejak akhir 2006, tanpa pretensi apa-apa. Namun, blog tersebut berkembang pesat dan sudah memiliki milis sendiri yang beranggotakan lebih dari 200 orang yang sangat kompak. Dalam blognya, Amelia banyak menulis tentang dunia belanja, traveling, life style, kehidupan pernikahan perempuan 30 +, sales dan marketing, usaha kecil, hingga membina butik. Pengen kenal lebih dekat dengannya, email saja di: ameliamasniari@yahoo.co.id.