Cerita Para Traveler di Pesta Buku Jakarta 2012
Minggu (24/06), panggung utama Pesta Buku Jakarta 2012 ‘dibanjiri’ sembilan penulis muda yang menarik perhatian para pengunjung untuk mampir, melihat, dan mengikuti talkshow buku The Journeys 1 dan The Journeys 2. Valiant Budi, Windy Ariestanty, JFlow, Ferdiriva Hamzah, Rahne Putri, Ve Handojo, Travel Junkie Indonesia, Alexander Thian, dan Farid Gaban merupakan para penulis yang menorehkan sekelumit kisah perjalanan mereka dalam dua buku tersebut.
Sebagai pembuka, Windy mengungkapkan ide awal tercetusnya kedua buku ini. “Ide awalnya sederhana,” begitu kata penulis buku Life Traveler ini. “Keinginan untuk bermain bersama teman-teman. Kebetulan, banyak teman yang punya pengalaman traveling yang menyenangkan. Terus saya ajak untuk bersama-sama membuat buku dengan konsep yang berbeda.”
Selain membahas tentang buku, para penulis tersebut juga berbagi pengalaman mereka yang paling menarik, baik yang tertulis di dalam buku atau pun tidak. Sontak, pengunjung pun diajak untuk tertawa dan merasakan apa yang mereka alami saat itu.
Seperti saat Ve berkelana sendirian ke Turki, Valiant dengan kisah serunya saat di menjadi TKI di Saudi Arabia, Riva yang jalan-jalan ke Amerika hanya berdua dengan bapak mertua, hingga pengalaman mengagumkan Farid Gaban selama di Digoel.
Lantas, menurut mereka, travel itu lebih enak sendiri atau bersama teman-teman ya?
Bagi Windy, keduanya sama-sama enak. “Kalau sendiri, kita bebas menentukan apa saja, tanpa perlu kompromi sama orang lain. Kalau traveling bersama teman, kita harus mampu bertoleransi dengan mereka,” katanya.
Senada dengan Windy, Ve sedikit menambahkan tentang asyiknya travel bersama teman. “Kalau bersama teman lebih murah, karena semua biaya biasa ditanggung bersama”.
Pada kesempatan ini, salah satu pengunjung bertanya kepada para penulis tentang bagaimana menyiasati traveling di tengah-tengah rutinitas, terutama para pekerja atau karyawan.
Jawaban mengejutkan datang dari Rahne Putri. Baginya, menjadi karyawan bukan berarti menyurutkan niatnya untuk melakukan perjalanan. “Saya nekat saja. Saya berpikir, hidup itu hanya sebentar. Kalau di Jakarta saja boring,” ujarnya. Sedangkan bagi Ve, mengecek kalender tahun berikutnya menjadi saran bagi mereka yang ingin travel di sela-sela waktu kerjanya.
Di penghujung acara, para penulis juga berbagi pengalamannya tentang bagaimana menuangkan kisah traveling ini ke dalam sebuah tulisan.
Menurut Ve, ia hanya menikmati perjalanan itu sendiri tanpa berpikir apa yang akan ditulis nantinya. “Kalaupun ada yang perlu dicatat, manfaatkan kamera. Sekarang, nulis itu tidaklah sulit, karena teknologinya sudah canggih. Teknologi sangat bermanfaat,” katanya.
Lain halnya dengan Riva. Penulis Cado-Cado ini, menuangkan semuanya di blog. “Tulislah pengalaman itu sebanyak mungkin dan perhatikan komen yang masuk terhadap tulisan tersebut. Nulis itu step by step, tidak bisa langsung bagus. Dari komen-komen dan perbaikan itulah dengan sendirinya tulisan kita akan menemukan alurnya,” ujarnya menutup sesi tanya jawab ini.
Acara yang berlangsung lebih kurang satu jam ini, ditutup dengan sesi foto bersama dan book signing bagi para pengunjung Pesta Buku Jakarta 2012.