Penulis: Ruwi Meita
Jumlah halaman: 152 hlm
Ukuran: 11,5 x 19 cm
ISBN: 979-780-108-X
“Alas Ketonggo itu tempatnya angker, Mas. Medeni. Dalam bahasa Jawa-nya jalmo mara jalmo, jalmo mati,” kata Warno memecah kesunyian. Yudha meliriknya sebentar.
“Artinya?”
“Artinya siapa yang berani merusak pasti mati….”
Manda, seorang reporter Voice of Korea, dan Rino, seorang kamerawan junior mendadak hilang secara misterius. Mereka hilang dalam mengemban tugas pertama di luar kota untuk meliput demo penduduk Angker Batu atas penolakan proyek raksasa di Alas Ketonggo, Jawa Timur. Yudha, atasan Manda yang baru saja menikah, Kanaya, seorang reporter senior yang gila kerja, dan Warno, sopir kocak yang terobsesi menjadi seorang wartawan, melakukan pencarian terhadap Manda dan Rino. Mereka menyusul ke lokasi Alas Ketonggo. Namun, alangkah terkejutnya mereka karena proyek itu sepi tanpa pekerja dan kota di dekat proyek telah ditinggalkan penduduknya secara misterius. Anehnya lagi keadaan kota itu utuh tanpa kerusakan; lampu-lampu masih menyala, mobil-mobil diparkir sembarangan di jalan, dan hotel tempat mereka menginap masih lengkap perabotnya. Ke mana penduduk kota itu pergi? Apa yang sebetulnya terjadi terhadap kota itu? Berhasilkah Yudha, Kanaya, dan Warno menemukan Manda dan Rino?