Kring. Kring. Kring.
Moshi moshi, halo! Ini Claudia, saat ini system engineer di salah satu perusahaan IT terbesar di Jepang. Bukan, di buku ini aku tidak akan bercerita banyak mengenai bagusnya Negeri Sakura. Aku akan bercerita kenapa sebelum sampai di Jepang, aku telah melewati banyak hal tentang kegagalan—ditolak kampus idaman di luar negeri, ikut Olimpiade Sains tapi nggak pernah juara, lamaran kerja gagal mulu.
Kalau dihitung-hitung, rasio kegagalan dibanding dengan keberhasilanku, ada kali, ya, 10 banding 1. Dari sepuluh kali mencoba, yang bisa berhasil hanya satu. Prinsipku adalah aku nggak mau menyesal karena nggak mencoba sesuatu, meskipun ujung-ujungnya gagal. Urusan berhasil atau nggak, biarlah Tuhan yang menentukan. First, I’ll just do my best!
Selain cerita mengenai cita-citaku menggapai pendidikan tinggi, di buku Moshi Moshi Japan aku akan berbagi tip:
- Cara mendapatkan beasiswa di Jepang.
- Traveling hemat keliling Negeri Sakura.
- Berkarier di Jepang tanpa perlu bisa Nihongo di awal.
- Find your self-love, then ready to meet your lover.
Hai, ya, kejar cita, cinta pun kudapat! Aku bertemu my samurai husband alias jodohku di Jepang. Perjalanan cinta kami pun awalnya sulit mendapat restu dari orang tua. Tidak mudah memang menyatukan dua budaya, but we did it.
Bagiku, pendidikan akan membuat perempuan mempunyai banyak pilihan dalam hidupnya, termasuk dalam memilih pasangan hidupnya.