Cerita Halo dalam Sebuah Novel
Satu-satunya keinginan Pram adalah menjadi seorang penulis. Orang lain suka atau tidak, itulah keputusannya. Ia tidak peduli dengan pendapat orang lain mengenai cita-citanya ini. Yang penting ia bisa terus menulis, dan menulis.
Saat ini Pram sedang melanjutkan studinya di sebuah universitas di Oregon. Bagi Pram, kuliah hanya untuk menyenangkan kedua orangtuanya. Sebagian waktunya saat kuliah atau pun saat santai di asrama, ia gunakan untuk menulis.
Seperti cerita yang sekarang sedang Pram tulis. Ceritanya penuh dengan kesengsaraan dan tumpahan keluhan yang tidak henti-hentinya. Tokoh yang ia ciptakan pun adalah tokoh yang tidak biasa. Misalnya saja Halo. Tokoh ciptaan Pram ini bukanlah seorang cewek cantik yang body-nya seksi, melainkan sangat kurus. Tulang-tulangnya sangat menonjol, menirus, dan merusuk ke mana-mana. Rambutnya acak-acakan, sangat tidak terawat.
Karakter Halo memang jauh dari sempurna. Meski begitu, Halo menginginkan seseorang untuk diajak bicara. Dia ingin dianggap seperti halnya orang biasa. Dia tidak ingin dikasihani, tapi dia hanya ingin melakukan sesuatu. Dan, dia ingin orang lain melakukan sesuatu untuknya.
Namun, perjalanan hidup Halo penuh penderitaan. Di saat dirinya sedang berada di sebuah mini market, Halo bertemu dengan sekelompok berandalan yang mencuri di tempat ini. Yang parahnya lagi, Halo harus rela dibawa pergi oleh sekelompok berandalan itu untuk kemudian dilemparkan ke dalam jurang.
Selang beberapa lama, Halo yang tadinya tidak sadarkan diri akhirnya terbangun. Dia bingung mendapati dirinya berada di dalam sebuah ruangan kecil bersama seorang lelaki dan seorang perempuan. Yang lebih mengherankannya lagi, kedua orang yang menyelamatkan dirinya ini ternyata teman dari sekelompok berandalan itu.
Entah apa yang terjadi, sekelompok berandalan yang tadinya bersikap seenaknya terhadap Halo, kini justru menjadi baik. Bahkan, sejak saat itu mereka semua berteman dan Halo merasa memiliki keluarga seutuhnya.
Sayang, dalam perjalanan ceritanya, salah satu di antara mereka harus ada yang mati. Dan, tokoh-tokoh ciptaan Pram ini satu per satu mendatanginya. Antara percaya dan tidak, Pram merasa harus kabur dari mereka. Mereka menuntut Pram agar tidak mematikan temannya itu.
Lantas, apakah benar tokoh rekayasa seorang penulis fiksi bisa menjadi kenyataan? Apa yang sebenarnya terjadi pada Pram selama ini? Lalu, bagaimana dengan kelanjutan cerita Halo dan teman-temannya?
Simak kisahnya dalam novel terbaru Nuril Basri yang berjudul Halo, Aku Dalam Novel terbitan GagasMedia. Novel setebal 301 halaman ini cukup menarik untuk diikuti kisahnya. Batas antara kenyataan yang sedang dialami Pram sebagai penulis dan cerita yang ditulisnya begitu sulit untuk dibedakan. Karakter Pram yang acuh tak acuh dan suka menyendiri membuatnya terlihat aneh di mata teman-teman sekampusnya. Begitu pun dengan tokoh Halo yang ia ciptakan. Setali tiga uang dengan Pram, di mata orang-orang yang melihatnya, Halo cukup aneh.
Penasaran dengan cerita sebenarnya? Buruan baca dan simpulkan sendiri akhir ceritanya!