[Seri Time Traveler] Menyingkap Rahasia Surabaya Tempo Dulu

time-after-time-cover-depan

Surabaya, kota yang satu ini dikenal juga dengan Kota Pahlawan. Tentunya, ada keseruan tersendiri saat menyelami sejarah kota Surabaya. Hal inilah yang bisa kamu dapatkan dalam novel Time After Time—salah satu seri Time Traveler dari GagasMedia.

time-after-time-cover-depanSurabaya, kota yang satu ini dikenal juga dengan Kota Pahlawan. Tentunya, ada keseruan tersendiri saat menyelami sejarah kota Surabaya. Hal inilah yang bisa kamu dapatkan dalam novel Time After Time—salah satu seri Time Traveler dari GagasMedia.

Time After Time bercerita tentang petualangan seorang gadis bernama Lasja. Ia mencari tahu rahasia yang disembunyikan sang Ayah di masa lalu. Dengan latar tempat Surabaya di tahun 80-an, tentu sudah terbayang, kan, bagaimana keseruan Lasja mengulik rahasia ayahnya.

Sebagai penulis Time After Time, Aditia Yudis bercerita mengenai proses kreatif pembuatan novelnya. Diawali dengan diskusi dengan Jia Effendi—editor GagasMedia—sekitar 2013. Diskusinya seputar apa saja yang ingin ditulis, jenis cerita time travel, dan juga rekomendasi judul novel dan film. Kemudian, Aditia menyusun cerita sambil riset tentang time travel.

Aditia menumpahkan ide-idenya ke dalam bentuk novel dengan cara mencatatnya terlebih dahulu. Biasanya, ia diamkan satu minggu sampai sebulan, sambil mulai riset kecil-kecilan. “Ditambah diskusi dan menyusun outline kasar untuk cerita. Jadi, waktu untuk mengerjakan dan mengolah satu ide untuk jadi cerita bisa relatif dari sebulan sampai berbulan-bulan. Hehe,” ujar Aditia.

Mengenai riset, Aditia memilih Surabaya tahun 80-an. Ia mengaku tidak sulit saat melakukan riset karena teman-temannya yang berasal dari Surabaya sangat membantu. Begitu pun dengan latar tahun 80-an. Ia memilih tahun tersebut karena tidak terlalu jauh dengan waktu aktual. Narasumber pun banyak yang bisa ia tanyakan. Sebelumnya, ia telah membaca novel dan cerpen yang berkaitan dengan tema utama. Film dan serial tentang time travel pun dilahapnya.

Dalam novel ini, kompas antik menjadi medium utama yang digunakan. Aditia mengaku mendapat idenya dari film-film bertema perjalanan lintas waktu. Ia membuat daftar benda dan metode yang pernah dipakai pada film-film tersebut, seperti blackhole (Star Trek), mesin waktu (The Time Machine, Sound of The Thunder, Looper, dll.), kelainan genetik (The Time Traveler’s Wife), dan lainnya.

Aditia berkata, “Sebenarnya pilih kompas karena waktu itu nggak sengaja sedang browsing dan melihat kompas antik yang unik, plus aku terinspirasi dari kompasnya Kapten Jack Sparrow di Pirates of Carribean.”

Seperti apa serunya time traveling di Surabaya tempo dulu? Tunggu tanggal terbitnya, ya!

RACUN SANGGA