Metal vs Dugem
Apa jadinya kalau dua orang sahabat dekat jadi bermusuhan gara-gara perbedaan aliran musik? Pastinya seru dan lucu! Lho, kok bisa?
Alkisah di kota Bandung, hiduplah seorang pandai besi yang juga pandai berhitung bernama Badja Mihardja. Ia punya seorang sahabat karib yang bernama Oni Dip, seorang supir truk. Suatu hari, Badja Mihardja lagi asyik menikmati hujan sambil mendengarkan radio. Ketika sebuah stasiun radio memutarkan lagu dari Black Sabbath yang berjudul Paranoid, Badja pun terpesona. Ia pun terinspirasi untuk membentuk sebuah band beraliran metal dengan Oni Dip. Badja sampai melego sepedanya demi mendapatkan gitar yang murah meriah.
Di sela-sela kesibukan Badja dan Oni sebagai pandai besi dan supir truk, mereka giat berlatih gitar. Setahun kemudian mereka sudah mahir main gitar, bahkan Oni Dip sudah mulai bikin lagu. Tapi, berhubung profesinya adalah supir truk, lagu-lagu ciptaannya ngga jauh-jauh dari tulisan yang biasanya suka kita baca di belakang truk, seperti Kutunggu Jandamu dan Ber217an (Berdua Satu Tujuan). Tahun 1975, berdirilah sebuah grup band beraliran metal yang bernama Metal Laser Thunder Razor (MLTR). Selain Badja Mihardja dan Oni Dip, ada pula tiga orang personil yaitu Maman Mustika, Joseph Alessandro Alesandris Denis Baldwin Hernandes dan Pardi Kawat, adik Badja Mihardja.
MLTR mulai tampil dari panggung ke panggung untuk memopulerkan aliran metal yang masih asing pada saat itu. Banyak cobaan yang mereka lalui, mulai dari penipuan sampai pemuatan foto-foto personilnya di rubrik kontak jodoh sebuah majalah.
Namun, di rubrik kontak jodoh inilah Badja Mihardja bertemu dan akhirnya menikah dengan Besi Lafea, istrinya. Mereka memiliki anak laki-laki bernama John Nikel Osborne yang dipanggil Rockmeo. Kelak, Rockmeo yang mewarisi darah metal keluarga Badja Mihardja.
Cobaan terberat bagi MLTR terjadi di tahun 1977. Saat itu dunia dilanda musik disko yang dipopuleri John Travolta lewat film Saturday Night Fever. Saat itu pulalah Oni Dip “murtad” dari musik metal dan hijrah ke musik dugem. Ia pun menambah namanya menjadi DJ Oni Dip. Bahkan, saking tergila-gilanya sama musik disko, DJ Oni Dip menghabiskan uangnya untuk membuat diskotik yang bernama O Club Perang tak bisa dihindari lagi. Badja Mihardja dan DJ Oni Dip berseteru, dan puncaknya adalah penyerangan Badja Mihardja dan para personil MLTR ke O Club. Persahabatan mereka pun putus..tus!
Ketika musik metal mulai merajai dunia di era tahun 80-an, Badja Mihardja membuat sebuah pub yang menampung apresiasi grup-grup lokal pecinta metal. Pub yang dinamakan Pamela’s (Persatuan Anak Metal En Laki-laki Six Asix) ini sekaligus menjadi bisnis baru Badja setelah ia meninggalkan bisnis pandai besinya karena merasa lebih pandai bernyanyi.
Pamela’s berdiri tepat di depan O Club. Maka, persaingan tak sehat pun terjadi. Badja mengganggu bisnis DJ Oni dengan mengirimkan copet ke O Club, sedangkan DJ Oni menyerang Badja melalui media. Terganggu dengan tulisan DJ Oni (walaupun Badja ngga ngerti juga isi tulisan DJ Oni), Badja Mihardja merencanakan serangan besar-besaran ke O Club. Sayang, rencanya sudah keburu ketauan oleh DJ Oni. Ia pun duluan menyerang Pamela’s. Kerusuhan pun terjadi dan Badja Mihardja harus masuk penjara selama 2 tahun. Gimana nasib MLTR? Mereka dicekal dan akhirnya bubar jalan.
Bisnis DJ Oni telah berkembang pesat dan melesat meninggalkan Pamela’s jauh di belakang. DJ Oni sudah menikah dengan DJ Titi dan memiliki seorang anak perempuan bernama DJ Ulliet yang (walaupun kemampuannya pas-pasan) sering tampil di O Club.
Suatu hari, DJ Ulliet yang bosan karena terlalu dikekang oleh ayahnya, kabur dari rumah untuk jalan-jalan ke mal. Ketika sedang asyik-asyiknya jalan-jalan, ia ngga sengaja menabrak Rockmeo. Pandangan mata mereka beradu dan saling jatuh cinta. Mereka ngga tahu kalau kedua orang tua mereka adalah musuh bebuyutan. Benih-benih cinta telah tumbuh di hati keduanya. Dapatkah mereka mempertahankan hubungan mereka? Apakah kedua orang tua mereka akan memberikan restu? Bagaimana nasib persahabatan antara Badja Mihardja dan DJ Oni Dip?
Nah, semua pertanyaan di atas bisa terjawab kalau kamu baca songlit terbaru dari GagasMedia yang berjudul Metal vs Dugem ini. Novel adaptasi dari lagu milik Project Pop dan ditulis oleh Arry Risaf Arisandi ini benar-benar kocak dan pas banget buat kamu yang suka bacaan ringan, lucu dan menghibur. Dijamin ngakak!