Dua novel pertama saya yang penar diterbitkan oleh GagasMedia adalah Bagai Jablay Kena Kamtib (2007) dan Banci Kalap (2008). Kemudian, saya pernah dipercaya penerbit untuk mengadaptasi naskah film Mas Suka Masukin Aja ke dalam novel. Dari judul-judulnya saja sudah bisa ditebak, tulisan-tulisan saya bertemakan sesuatu yang lucu, komikal, komedi, dan memberikan janji pada pembaca bahwa itu akan membuat orang tertawa.
Dua novel pertama saya yang penar diterbitkan oleh GagasMedia adalah Bagai Jablay Kena Kamtib (2007) dan Banci Kalap (2008). Kemudian, saya pernah dipercaya penerbit untuk mengadaptasi naskah film Mas Suka Masukin Aja ke dalam novel. Dari judul-judulnya saja sudah bisa ditebak, tulisan-tulisan saya bertemakan sesuatu yang lucu, komikal, komedi, dan memberikan janji pada pembaca bahwa itu akan membuat orang tertawa.
Namun, belakangan ini saya mengubah haluan gaya penulisan. Genre komedi mulai saya lepaskan dan saya mulai menuliskan sesuatu yang lain. Halo, Aku Dalam Novel (2009) merupakan sesuatu yang sama sekali lain. Novel bergenre bildungsroman tersebut adalah titik balik ketika saya menyadari bahwa saya juga dapat menuliskan sesuatu yang lain, selain komedi. Setelah itu saya menuliskan DOSA (2012, Malaysian ed. Only) dan My Favorite Goodbye (2015).
Banyak hal yang mesti dilakukan ketika kita ingin mengubah genre tulisan. Tapi yang terpenting adalah mengelilingi diri dengan hal yang berkaitan dengan genre tersebut karena dari situlah kita bisa mengais ide dan menjadi terinspirasi.
Saya memulai karier menulis saya dengan tujuan ingin membuat orang senang, tertawa (mungkin represi dari keinginan pribadi yang ingin dianggap lucu, hehehe), jadi saya membaca tulisan-tulisan yang berkaitan dengan hal tersebut, semacam My Stupid Boss, Kambing Jantan, dll. Saya juga nonton film-film komedi dan bergaul dengan orang-orang yang hobi berkelakar. Dari situlah kemudian saya bisa mendapatkan dialog-dialog, frasa-frasa, dan kejadian-kejadian lucu yang akhirnya bisa dipakai untuk memperkuat tulisan saya.
Namun, seperti musim, manusia juga memiliki kemampuan untuk berubah. Saya mulai menyukai bacaan-bacaan dari genre lain, seperti roman, petualangan, sci-fi, misteri, dll. Sahabat dan tontonan berganti, lingkungan dan kenalan baru menyapa, dan banyak hal lainnya sehingga mengubah sudut pandang saya terhadap hidup itu sendiri. Itu juga memengaruhi gaya penulisan saya.
Bagi saya, menulis itu sebagian besarnya adalah riset, bagian lainnya adalah mengadaptasi hal-hal yang telah kita pahami di dunia nyata, dan sebagian lainnya imajinasi. Jadi apa pun genre yang diminati, semua itu bisa dipelajari. Yang perlu dilakukan adalah menenggelamkan diri ke dalamnya. Baca tulisan dari genre itu sebanyak-banyaknya, perhatikan dialog-dialognya, susunan plotnya, karakter-karakternya, mood, setting, dll.
Dan kalau itu tidak cukup, bacalah buku-buku panduan untuk menuliskan genre tertentu (misal “how to write horror stories” dll). Sekarang sudah banyak artikel gratisan di jejaring internet untuk dipelajari. Setelah itu kita akan terinspirasi dengan sendirinya. Seperti pepatah Arab, bergaul dengan tukang minyak wangi, maka kita akan terciprat wanginya, bukan? Jadi, bergaullah dengan genre tersebut.