Pencarian Asal-Usul Seorang Anak Adopsi

Pencarian Asal-Usul Seorang Anak Adopsi

Di usianya yang ke-22 tahun, Santi menerima email aneh dari seseorang yang tidak dikenalnya. Tepi Langit, nama si pengirim email itu. Berawal dari situ, terbongkarlah sebuah rahasia besar dalam hidupnya.

Barangkali kita pernah mendengar  istilah ‘anak pancingan’. Biasanya, anak ini diadopsi sebuah keluarga yang sudah lama tidak dikaruniai buah hati. Mitosnya, keberadaan anak ini bisa membuat keluarga tersebut punya anak biologis. ‘Anak pancingan’, akhirnya Santi tahu siapa ia sebenarnya.

Santi begitu terpukul. Ia merasa tak berarti dan bukan siapa-siapa. Selama ini ia tinggal dengan seorang ayah dan kedua adiknya. Ibunya meninggal karena penyakit kanker payudara. Sang ayah pun mempunyai istri baru.

Mengetahui bahwa dirinya bukanlah anak kandung keluarga itu, Santi memutuskan untuk keluar dari rumah. Dari situlah ia bertekad melakukan pencarian asal usul dirinya. Untuk menemukan sebuah titik terang dalam hidupnya, Santi menghubungi Senja, seorang wartawan. Dua orang yang asing dan belum pernah berkenalan. Mereka saling berhadapan: Santi dan Senja.

Kini, sejak pertemuannya dengan Senja, ia mengalami serentetan petualangan hidup yang seru dan saling berbagi dunia mereka. Akankah Santi bertemu dengan kedua orangtuanya, lalu siapakah yang disebut-sebut sebagai Tepi langit?

Mencari Tepi Langit terbitan GagasMedia merupakan kisah yang menyentuh. Sang penulis, Fauzan Mukrim membumbuhi kisah ini dengan pengalaman suka duka Senja sebagai wartawan. Melalui kisah ini, Fauzan juga membuka cakrawala pembaca tentang dunia jurnalistik.

Fauzan juga piawai memotret persoalan sosial politik dengan kritis. Pemahamannya akan hal ini tak lepas dari profesinya di dunia pertelevisian. Kini ia menggawangi program berita di Reportase Pagi dan Safara di Trans TV. Sebelumnya, ia pernah bekerja sebagai camera person untuk program petualangan Jelajah di Trans TV.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RACUN SANGGA